Round Up Sepekan

Ekonomi Diguncang Corona, Harga Emas Dunia Sepekan Kinclong

Haryanto, CNBC Indonesia
04 July 2020 12:30
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan sepekan ini mengalami penguatan yang sebesar US$ 4,17 atau 0,24% ke level US$ 1.774,79/oz pada penutupan dini hari tadi dari US$ 1.770,62/oz pada penutupan perdagangan Jumat lalu (26/6/2020), mengacu data Refinitiv.

Kenaikan harga emas dunia tersebut dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran yang ditimbulkan oleh penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap pertumbuhan ekonomi global yang dapat berujung pada resesi. Hal tersebut membuat investor berburu aset safe haven seperti logam emas sebagai lindung nilai (hedging).

Dalam rilis terbarunya, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi perekonomian global di tahun ini akan berkontraksi atau minus 4,9% lebih dalam ketimbang proyeksi yang diberikan pada bulan April lalu minus 3%. Itu artinya, resesi perekonomian global di tahun ini bisa semakin dalam.

Sementara pada penutupan perdagangan hari Jumat kemarin (3/7/2020) atau Sabtu dini hari tadi waktu Indonesia, harga emas dunia terpantau sedikit terkoreksi yang turun US$ 0,34 atau 0,02% menjadi US$ 1.774,79/oz. Koreksi wajar ini terdorong oleh data pasar tenaga kerja AS dan aktivitas manufaktur yang menunjukkan pemulihan.

 

 

Mengacu data di atas, harga emas dunia sempat mencetak rekor penutupan tertinggi harian yang berada di US$ 1.780/ons pada hari Selalsa lalu (30/6/3030).

Melansir dari CNBC International, Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia di BMO, mengatakan para konsultan dan trader perdagangan komoditas terdorong untuk membeli ketika emas menuju ke level tertinggi di US$ 1.780/oz.

"Tren bullish atau penguatan yang menjadi penutupan tertinggi, memberikan dorongan atau berpotensi ke US$ 1.800/oz dalam waktu singkat." Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, menuju kenaikan bulan ketiga, didorong oleh langkah-langkah stimulus untuk mendukung ekonomi yang dihancurkan oleh pandemi.

"Fundamental bullish yang mendasari di pasar emas tetap berlanjut dan itu termasuk COVID-19 yang masih mendorong permintaan safe-haven, stimulus bank sentral yang telah menetapkan rekor," dan dapat menyebabkan inflasi di masa depan, kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Sentimen positif harga emas juga didukung oleh rencana stimulus besar-besaran sejumlah negara dan pelonggaran moneter lebih lanjut oleh beberapa bank sentral di seluruh dunia.

Langkah-langkah stimulus besar-besaran inilah yang cenderung mendukung harga emas karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Emas adalah investasi yang menarik selama periode ketidakpastian politik dan ekonomi.

Emas memang sedang menunjukkan gemirlapnya, kendati demikian Dunia sempat dihebohkan oleh skandal pemalsuan emas terbesar dalam sejarah oleh perusahaan di Wuhan, China, Kingold Jewelry Inc. Lebih dari 4% cadangan emas resmi di Negeri Tirai Bambu kemungkinan palsu.

Sebanyak 83 ton emas murni yang disimpan perusahaan Kingold Jewelry Inc pada bulan Juni disinyalir palsu. Padahal jumlah emas tersebut digunakan untuk mendukung (menjaminkan) 16 miliar yuan (Rp 32,2 triliun) pinjaman atau setara dengan 22% produksi emas tahunan dan 4,2% dari cadangan emas China pada 2019.

Sebelumnya lebih dari selusin lembaga keuangan China, meminjamkan 20 miliar yuan (Rp 40,2 triliun) selama 5 tahun terakhir ke Kingold, dengan emas murni sebagai jaminan dan polis asuransi untuk menutupi kerugian.

Namun nyatanya, batangan emas yang digunakan sebagai agunan ternyata bukan emas asli, melainkan tembaga berlapis emas. Informasi ini dirilis pertama kali oleh Asia Nikkei.

Hal ini kemungkinan bisa berdampak pada penurunan harga emas dunia meski tidak signifikan, karena investor menjadi lebih waspada dalam berinvestasi di aset safe haven logam mulia tersebut, sehingga ada kecenderungan untuk turunnya permintaan.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor 9 Tahun! Harga Emas Dunia Akhirnya Tembus US$ 1.800/oz

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular