
Cukup Impresif, Sesi II IHSG Masih Coba Tembus 5.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Jumat (3/7/2020) cukup impresif, dengan penguatan yang sebesar 24,31 poin atau 0,66% ke level 4.991,09 setelah asing mulai masuk pasar saham.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 3,17 triliun, dengan investor asing beli bersih (net buy) sebesar Rp 21,46 miliar di semua pasar.
Selain itu, volume transaksi tercatat 4,28 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 387.935 kali transaksi.
Saham-saham yang naik di antaranya saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) naik 12,28%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menguat 6,17%, PT JAPFA Tbk (JPFA) melambung 6,09%, sedangkan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 4,35% dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menguat 4,23%.
Apresiasi IHSG sesi I terdorong oleh naiknya bursa Wall Street kemarin. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 92,39 poin atau 0,4% menjadi 25.827,36, Nasdaq naik 53,00 poin atau 0,5% menjadi 10.207,63 dan S&P 500 menguat 14,15 poin atau 0,5% menjadi 3.130,01.
Reli Wall Street datang setelah rilis laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan rekor lonjakan dalam pekerjaan di bulan Juni. Laporan itu mengatakan pekerjaan penggajian non-pertanian melejit sebesar 4,8 juta pekerjaan pada bulan Juni setelah melonjak 2,7 juta pekerjaan pada bulan Mei.
Sementara para ekonom telah memperkirakan lapangan kerja akan meningkat hanya sekitar 3,0 juta pekerjaan.
Departemen Tenaga Kerja juga mengatakan tingkat pengangguran turun menjadi 11,1% pada bulan Juni dari 13,3% pada bulan Mei. Di saat tingkat pengangguran diperkirakan akan turun ke 12,3%.
Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia juga terpantau hijau, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,84%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 0,22%, sedangkan STI Singapore juga naik 0,63%.
Pada perdagangan sesi II IHSG cenderung bertahan di zona hijau karena pelaku pasar masih bereuforiovid-19 dan mengabaikan data penambahan jumlah kasus baru terinfeksi virus corona untuk sementara waktu.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG masih bermain di area resistance, dengan garis BB yang semakin melebar maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk menguat.
Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.010 hingga area 5.035. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.970 hingga area 4.950.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk menguat.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 69, dengan garis yang terpantau mendatar artinya pergerakan masih cenderung menguat terbatas, sebelum tekoreksi karena RSI yang mendekati level 80 yang menjadi area overbought atau jenuh beli.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di level resistance, dengan garis BB yang semakin melebar maka pergerakan selanjutnya masih menguat. Hal ini juga terkonfirmasi dengan MACD yang berada di wilayah positif.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500