Anies & RK Perpanjang PSBB, Begini Gerak Saham Mal & Ritel

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 July 2020 17:00
Senayan City (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Senayan City (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi di DKI Jakarta. Perpanjangan berlaku selama 14 hari.

"Jadi PSBB di DKI Jakarta diperpanjang selama 14 hari ke depan," kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Rabu siang (1/6/2020).

Setelah itu, pemprov DKI Jakarta akan melakukan evaluasi lagi setelah 14 hari. Ia mengatakan kunci dari PSBB ini bagi masyarakat tetap menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak.

Begini gerak saham perusahaan pemilik mal setelah pengumuman perpanjangan PSBB Transisi oleh Anies Baswedan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga memutuskan untuk memperpanjang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kabupaten/Kota Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten/Kota Bekasi selama 14 hari terhitung mulai besok, Kamis (2/7/2020).

"PSSB Proporsional Jawa Barat di wilayah Kab/Kota Bogor, Kab/Kota Bekasi dan Depok diputuskan diperpanjang 14 hari, karena situasi semua masih zona kuning versi Gugus Tugas Provinsi. Namun dalam skala lebih mikro yang sudah biru/hijau proses AKB dipersilakan," tulis Kang Emil di akun Twitternya, Rabu (1/7/2020).

Para pelaku pasar nampaknya cuek dalam menanggapi perpanjangan masa transisi PSBB oleh DKI 1. Bahkan Terpantau semua harga saham perusahaan pengelola mal berhasil menghijau.

Bahkan emiten pengelola mal Summarecon Mall Serpong, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) harga sahamnya berhasil terapresiasi 7,5% ke level harga Rp 645/unit.

Nampaknya walaupun tidak dapat beroperasi penuh, pengelola mal juga sudah cukup senang sudah dapat beroperasi kembali setelah 'libur' selama hampir 3 bulan.

Kalaupun dapat beroperasi penuh tentunya mal-mal akan tetap sepi karena masyarakat pun belum berani berpergian ke tempat yang mengundang keramaian seperti mal.

Selanjutnya ini pergerakkan saham emiten ritel yang banyak menjadi tenant di berbagai mal.

Bak Bumi dan Langit, ketika harga saham emiten pemilik mal berhasil membumbung tinggi, mayoritas emiten peritel malah terperosok ke zona merah.

Terpantau koreksi paling parah terjadi pada emiten pengelola department store Matahari, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) harganya anjlok 4,70% ke level Rp 1.520/unit.

Penurunan daya beli masyarakat menjadi sumbangsih tambahan buruknya kinerja saham LPPF. Terbaru data Inflasi Bulan Juni di Indonesia hanya berhasil naik tipis 0,18%. Secara tahunan sendiri angka inflasi masih berada pada angka 1,96% terburuk sejak Mei 2000 silam. Apabila daya beli masyarakat turun tentu saja penjualan pusat perbelanjaan akan turun pula.

Apresiasi pada saham ritel hari ini hanya dicatatkan oleh perusahaan ritel penjual perkakas berat PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang berhasil naik 2,39% ke level harga Rp 1.500/unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular