Franc Raja Mata Uang Dunia, Berapa Sih Cuan-nya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 July 2020 17:24
Uang kertas 50-Swiss-franc (C) terletak di antara yang lain di dalam sebuah kotak di sebuah bank Swiss di Zurich, Swiss 9 April 2019. (REUTERS / Arnd Wiegmann)
Foto: Mata Uang Franc Swiss. (REUTERS / Arnd Wiegmann)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang semester I-2020, mata uang franc Swiss menjadi raja mata uang dunia alias mencatat kinerja terbaik melawan dolar Amerika Serikat. Status tersebut sempat dipegang rupiah pada bulan Januari lalu, sayangnya pandemi penyakit virus corona (Covid-19) membalikkan arah mata uang dunia.

Mata uang yang menyandang status aset aman (safe haven) menjadi incaran pelaku pasar, sementara mata uang negara emerging market yang memberikan imbal hasil tinggi tetapi mengandung risiko lebih besar pun "dibuang". Franc bersama yen dan dolar AS merupakan mata uang yang dianggap safe haven. Kali ini, franc menjadi jawara di antara ketiganya.

Berdasarkan data Refinitiv, sepanjang semester I-2020, franc mencatat penguatan 2,2% dan berada di puncak klasemen. Sementara itu, yen berada di posisi ketiga dengan penguatan 0,6%. Yang menarik, dolar Taiwan yang bukan merupakan mata uang safe haven mampu berada di peringkat kedua dengan penguatan 1,7%.

idrSumber: Refinitiv

Jika dilihat dari jumlah kasus Covid-19 yang menyerang lebih dari 200 negara/wilayah di dunia dan menginfeksi lebih dari 10 juta orang, kasus di Taiwan hanya sebanyak 447 orang, dengan 7 orang meninggal dunia dan 438 orang sembuh, berdasarkan data Worldometer. Rendahnya kasus Covid-19 di Taiwan menjadi salah satu pemicu penguatan dolarnya.

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di Swiss hingga saat ini mencapai 31.714 orang dengan 1.963 meninggal dunia, dan 29.200 sembuh. Sangat jauh ketimbang Taiwan, tetapi sekali lagi status safe haven yang disandang franc membuatnya berjaya di semester I-2020.

Jika berinvestasi sejak awal tahun, tentunya cuan yang dihasilkan sebesar 2,2%. Namun, beda ceritanya jika trading forex di mana besar-kecilnya cuan tergantung pada berapa lot yang digunakan dalam bertransaksi.

Dalam trading forex, transaksi dilakukan dalam bentuk pasangan mata uang, dalam hal ini dolar AS vs franc Swiss yang disimbolkan dengan USD/CHF. Franc yang menguat artinya USD/CHF bergerak turun, sehingga posisi yang diambil agar mendapat cuan adalah jual (short) USD/CHF.

Di akhir 2019, franc berada di level US$ 0,9678, sementara posisi akhir semester I-2020 US$ 0,9471, artinya ada penurunan sebesar 207 pip.

Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. Jika bertransaksi 1 lot dan mengambil posisi short USD/CHF sejak akhir tahun dan menutup posisi di akhir semester II-2020, maka cuan yang dihasilkan sebesar US$ 2.185.

Untuk membuka 1 lot kontrak standar dibutuhkan modal yang berbeda-beda tergantung berapa leverage (rasio antara dana si trader sendiri dan dana pinjaman) yang digunakan oleh trader.

Tanpa leverage untuk membuka posisi 1 lot, dibutuhkan modal sebesar US$ 100.000. Modal itu tentunya sangat besar, sehingga broker-broker memberikan leverage agar trading menjadi lebih terjangkau.

Di Indonesia sendiri broker pada umumnya menyediakan leverage 1:100, maka jumlah modal yang dibutuhkan atau dikenal dengan margin untuk membuka 1 lot standar adalah 100.000/100 = US$ 1.000.

Dengan asumsi investasi menggunakan modal US$ 10.000, maka cuan yang dihasilkan lebih dari 21% saat mengambil posisi short USD/CHF dengan transaksi 1 lot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Swiss Resesi Parah, Masih Percaya Franc Sebagai Safe Haven?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular