
Simak Kabar dari Pasar, Panduan Pilih Saham Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja positif bursa saham Wall Street dini hari tadi diperkirakan akan menjadi katalis positif yang mendorong kenaikan bursa saham domestik pagi ini.
Pada perdagangan Selasa kemarin (30/6/2020), Indeks Harga Saham Gabungan ditutup dengan penguatan sebesar 0,07% ke posisi 4.905,39. Nilai transaksi harian bursa mencapai Rp 6,91 triliun dengan volume 8,01 miliar unit saham. Adapun frekuensi perdagangan tercatat sebesar 587,406 kali.
Sebelum bertransaksi hari ini, cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:
1. Laba Telkom Tembus Rp 5,8 T di Q1
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom meraih laba bersih Rp 5,86 triliun dan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) pada kuartal I-2020 Rp 18,76 triliun. Sementara itu pendapatan konsolidasi menembus Rp 34,19 triliun.
Berdasarkan data laporan keuangan, laba bersih Telkom pada 3 bulan pertama tahun ini turun 5,79% dari periode yang sama tahun 2019 yakni Rp 6,22 triliun. Sementara itu pendapatan Telkom yang mencapai Rp 34,19 triliun itu juga turun tipis 1,8% dari sebelumnya Rp 34,84 triliun.
Mengacu data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Telkom pada perdagangan akhir Juni kemarin, Selasa (30/6/2020), ditutup turun 4,09% di level Rp 3.050/saham. Nilai transaksi perdagangan Telkom kemarin sebesar Rp 791,68 miliar, dengan volume perdagangan 258,07 juta saham.
2. Resmi! Rights Issue Bukopin di Harga Rp 180
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) segera merealisasikan penawaran umum terbatas kelima (PUT V) melalui penerbitan saham baru, dengan memberikan penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham.
Sesuai pemberitaan sebelumnya, Bukopin terlebih dahulu telah memperoleh persetujuan pemegang saham atas rencana Aksi Korporasi tersebut melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 Oktober 2019.
Keterbukaan Informasi terkait rencana penerbitan saham baru tersebut dilakukan pada 30 Desember 2019, dan berlanjut melalui beberapa tahapan pendaftaran dokumen hingga dinyatakan efektif oleh OJK pada Selasa, 30 Juni 2020.
"Kami sangat bersyukur dengan dukungan pemegang saham dan regulator yang mendukung sejak awal proses penambahan modal ini hingga akhirnya memperoleh pernyataan efektif dari OJK hari ini," ujar Rivan Purwantono, Direktur Utama yang resmi menjabat sejak RUPS Tahunan 18 Juni lalu.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB, jumlah saham yang akan diterbitkan terdiri dari saham kelas B sebesar 4,66 miliar atau 40% dari jumlah saham beredar saat ini. Dengan rasio tersebut, maka setiap 5 saham lama akan mendapatkan 2 HMETD, kemudian 1 HMETD berhak untuk mendapatkan 1 saham jika dilaksanakan pada periode pelaksanaan HMETD, dengan harga pelaksanaan Rp 180 per saham.
3.Arus Kas Kimia Farma Bisa Minus Rp 300 M, Ini Penyebabnya
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) harus gali lubang tutup lubang untuk menjalankan operasional perusahaan. Pasalnya, pandemi corona (Covid-19) membuat beban keuangan perseroan meningkat.
Kondisi ini ditambah lagi adanya piutang yang belum terbayar sebesar Rp 2,2 triliun.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo buka-bukaan mengenai kondisi ini di sela rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI.
"Akibat pelunasan piutang dari pelanggan terlambat sehingga Kimia Farma membutuhkan modal kerja tambahan. Per 30 April total piutang sebesar Rp 2,2 triliun. Dari Rp 2,2 triliun itu, Rp 1,1 triliun merupakan piutang terhadap pemerintah," kata Verdi, Selasa (30/6/20).
4.Emiten Siap Buyback Saham Periode 2, Nilainya Rp 4,3 T
Bursa Efek Indonesia saat ini sedang memproses terkait rencana emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun emiten non BUMN untuk melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp 4,3 triliun.
Dari jumlah tersebut, nilai yang baru terealisasi mencapai Rp 498,8 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, buyback ini adalah periode kedua setelah sebelumnya 67 emiten mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai Rp 19,6 triliun, tapi yang terealisasi hanya Rp 1,4 triliun.
"Periode yang kita proses saat ini sebesar Rp 4,3 triliun yang sedang berlangsung, baik BUMN/Non BUMN, yang sudah realisasi Rp 498,8 miliar, masih tersisa Rp 3,8 triliun lagi," kata Nyoman, dalam Konferensi Pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2020 secara virtual, Selasa (30/6/2020).
5. Banyak Mal Tutup, Laba MAP Ambles 94% Jadi Rp 8 M
Laba bersih emiten peritel fashion, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) ambles 94% menjadi Rp 8,08 miliar pada kuartal I-2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 138,26 miliar.
Berdasarkan data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan pengelola gerai Sogo, Seibu, Galeries Lafayette, The FoodHall, Zara, dan Marks & Spencer ini sebetulnya masih mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi Rp 4,71 triliun dari sebelumnya Rp 4,68 triliun.
Hanya saja, beban keuangan masih bengkak menjadi Rp 139,62 miliar dari sebelumnya hanya Rp 62,23 miliar dan adanya rugi selisih kurs Rp 19,57 miliar dari sebelumnya rugi kurs Rp 6,7 miliar. Belum lagi ditambah adanya rugi entitas asosiasi Rp 11,55 miliar.
6. Jasa Marga 'Tagih' Dana Pembesan Lahan Rp 5 T ke Pemerintah
Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir begitu gencar membangun tol melalui PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), salah satu perusahaan BUMN yang diberi mandat melaksanakan tugas tersebut. Jasa Marga rupanya masih punya tagihan kepada pemerintah untuk pembebasan lahan pembangunan jalan tol.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan bahwa sejak 2016, Jasa Marga menalangi lebih dahulu uang ganti pembebasan lahan. Namun saat ini belum semua dibayarkan pemerintah.
"Jadi untuk pembebasan lahan di tahun 2016 sampai tahun 2020 itu pengeluaran dana dalam rupiah yang sudah dikeluarkan oleh Jasa Marga melalui dana talangannya sebesar Rp 27 triliun lebih, itu di tahun 2016 sampai tahun 2020. Kemudian yang sudah dibayarkan totalnya adalah Rp 22,2 triliun," kata Subakti Syukur dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (30/6/20).
7. Keponakan Luhut Masuk Jajaran Komisaris BEI
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2020 Bursa Efek Indonesia menyetujui perombakan Komisaris perseroan dari tiga agenda yang dibahas. Dalam rapat yang dihelat hari ini, Selasa (30/6/2020) ada nama baru yang muncul, di antaranya adalah Pandu Patria Sjahrir.
Pandu Patria Sjahrir ditetapkan sebagai komisaris periode 2020-2023 mewakili emiten bersama empat anggota lainnya.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, John A Prasetio tetap menjabat sebagai Komisaris Utama. Mohammad Noor Rachman Soejoeti mewakili unsur regulator, Heru Handayanto dan Karman Pamurahardjo mewakili anggota bursa.
8. Kejagung Periksa 3 Pejabat OJK Lagi, Terkait Jiwasraya
Penyidik pada Direktorat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Jampidsus Kejagung) melanjutkan pemeriksaan terhadap para saksi dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Selasa (30/6).
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung) Hari Setiyono menyebut ada tiga orang saksi yang diperiksa. Berdasar rilis dari Kejagung, berikut saksi yang diperiksa atau diminta keterangannya kemarin:
- Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2 OJK periode 2014 - 2017 Yunita Linda Sari
- Kasubbag Pengawasan Perdagangan 2 pada Direktorat Pengawasan Transaksi Efek OJK Nova Efendi
- Kasubbag Pengawasan Perdagangan 3 pada Direktorat Pengawasan Transaksi Efek OJK Ika Dianawati Nadeak
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000