
Singapura Jadi 'Safe Place' Investasi, Dolarnya Jadi Perkasa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat lagi melawan rupiah pada perdagangan Selasa (30/6/2020), melanjutkan penguatan 3 hari sebelumnya. Singapura yang dikatakan menjadi safe place investasi di kawasan ASEAN membuat nilai tukar mata uangnya perkasa.
Pada pukul 10:41 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.191,63, dolar Singapura menguat 0,25% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam 3 hari perdagangan sebelumnya, total mata uang Negeri Merlion ini menguat 0,62%.
Meski penguatan masih biasa saja, artinya tidak menguat signifikan, tetapi dolar Singapura sudah berada dalam tren naik dalam 3 pekan terakhir, tepatnya sejak menyentuh level terendah 3 bulan Rp 9.974,07/SG$ pada 8 Juni lalu.
Bank investasi ternama, Morgan Stanley mengatakan bullish terhadap pasar saham Singapura dan dikatakan sebagai tempat aman (safe place) di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
"Kita bisa melihat inflow yang didukung oleh peningkatan persepsi Singapura sebagai safe place di saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik regional," tulis analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/6/2020).
Valuasi bursa saham Singapura dikatakan sudah mencapai level dasar, dan diprediksi akan menguat 14%.
Pandemi penyakit virus corona (Covid-19) menjadi penyebab ketidakpastian ekonomi. Guna menanggulanginya, pemerintah Singapura menggelontorkan 4 paket stimulus senilai SG$ 100 miliar, atau hampir 20% dari produk domestik bruto (PDB).
Aliran modal besar masuk ke Singapura di tahun ini, bahkan tren tersebut sudah terjadi sejak tahun lalu. Di bulan April deposito non-residence dilaporkan meningkat 44% year-on-year (YoY) menjadi SG$62,14 miliar, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Morgan Stanley juga mengatakan, inflow yang besar juga terjadi melalui investasi pasif. Investasi pasif merupakan strategi dimana investor membeli exchange trade fund (ETF), yang dikatakan semakin populer di kalangan investor.
Menurut Morgan Stanley, sektor perumahan menjadi kunci besarnya aliran modal yang masuk ke Singapura.
Besarnya capital inflow bahkan terjadi saat jumlah kasus Covid-19 di Singapura menjadi salah satu yang terbanyak di ASEAN, bahkan sempat menjadi yang terbanyak sebelum diambilalih Indonesia.
Berdasarkan data dari Worldometer, hingga saat ini jumlah kasus Covid-19 di Singapura sebanyak 43.661 orang, tetapi jumlah korban meninggal sangat sedikit, sebanyak 26 orang. Jumlah pasien yang sembuh mencapai 37.985 orang.
Sementara Indonesia hingga Senin kemarin, jumlah kasus Covid-19 tercatat sebanyak 55.092, dengan 2.805 orang meninggal dunia dan 23.800 sembuh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
