Kasus Corona Cetak Rekor, Dolar Australia Menguat, Kok Bisa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 June 2020 11:47
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (29/6/2020), padahal kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Australia kembali mengalami peningkatan.

Pada pukul 10:30 WIB, AU$ 1 setara Rp 9.750,38, dolar Australia menguat 0,45% di pasar spot, melansir data Refiitiv.

Sepanjang pekan lalu, kasus Covid-19 di Australia mengalami tren kenaikan lagi, setelah kebijakan karantina (lockdown) di longgarkan.

Pada Minggu (28/6/2020) kemarin, jumlah kasus baru di Australia sebanyak 45, sehari sebelumnya sebanyak 46 kasus baru di laporkan. Jumlah yang disebut terakhir merupakan penambahan kasus per hari terbanyak sejak 18 April.

Total jumlah kasus Covid-19 di Negeri Kanguru hingga Minggu kemarin sebanyak 7.764 kasus, dengan 104 meninggal dunia, dan 7.007 sembuh.

Laju tren kenaikan kasus Covid-19 sepertinya masih akan terus terakselerasi. Hari ini, Negara Bagian Victoria melaporkan penambahan 75 kasus baru. Kali terakhir Victoria melaporkan jumlah kasus Covid-19 di atas 70 pada 31 Maret atau 3 bulan lalu.

Kepala Petugas Medis negara bagian tersebut bahkan mengatakan kondisi saat ini "akan semakin memburuk, sebelum akhirnya kembali membaik"

Serangan virus corona gelombang kedua sedang terjadi di berbagai negara, dan semakin menjadi sorotan sejak pekan lalu. Akibat peningkatan kasus tersebut, secara global penambahan kasus Covid-19 per hari juga mencatat rekor tertinggi. 

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 28 Juni adalah 9.843.073 orang. Bertambah 190.025 orang atau 1,97% dibandingkan hari sebelumnya.

Tambahan 190.025 kasus dalam sehari adalah rekor kenaikan harian tertinggi sejak WHO mencatat pasien corona mulai 20 Januari. Sedangkan pertumbuhan 1,97% adalah laju tercepat sejak 21 Juni.

Meski demikian, dolar Australia masih cukup perkasa khususnya melawan rupiah. Salah satu sebabnya adalah beberapa indikator yang menunjukkan kemerosotan ekonomi tidak separah yang ditakutkan.

Di awal bulan ini, pertumbuhan ekonomi (produk domestic bruto/PDB) Australia kuartal I-2020 dilaporkan mengalami kontraksi atau minus 0,3% quarter-on-quarter (QoQ).

Rilis tersebut masih lebih bagus dari prediksi kontraksi 0,4% di Forex Factory. Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year, PDB Australia tumbuh 1,4%.

Kemudian penurunan surplus neraca dagang Australia juga tak sebesar prediksi. Surplus neraca dagang di bulan April tercatat sebesar AU$ 8,8 miliar, lebih baik ketimbang prediksi AU$ 7,5 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular