Covid-19 Bikin Transaksi Harian Drop, Ini Penjelasan Bos BEI

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 June 2020 16:03
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rerata nilai transaksi saham harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) ambles 15,16% hingga Juni tahun ini dibandingkan rerata nilai harian sepanjang tahun lalu. Pandemi corona atau Covid-19 sudah membuat investor menahan diri bertransaksi di bursa saham domestik.

Berdasarkan data BEI, hingga perdagangan Kamis kemarin (25/6/2020) rata-rata nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp 7,72 triliun. Sementara pada 2019 rerata nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp 9,1 triliun.

Sementara itu, volume transaksi juga turun dari 14,5 miliar saham menjadi 7,63 miliar saham. Sedangkan frekuensi transaksi harian meningkat, dari 469.000 di 2019 menjadi 513.000 kali transaksi, naik 9,3%.

"Kinerja industri pasar modal di tengah wabah Covid, di 2020, ada beberapa event yang tidak bisa kita lupakan. Pertama pandemi Covid, pada saat Januari banyak negara negara yang terkena Covid-19. Kedua, pemilu AS uga akan berlangsung November, menarik, akan pengaruh ke politik Luar Negeri AS," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, dalam pemaparan virtual, Jumat (26/6/2020).

Data BEIFoto: Dok IDX
Data BEI

Menurut Inarno, pandemi akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

"Kita selalu mau tidak mau, bank sentral [Bank Indonesia], pasar modal selalu melihat kebijakan-kebijakan yang dilakukan The Fed yang berpengaruh juga terhadap perekonomian dunia," tambah Inarno.

Faktor keempat, kata Inarno, terjadi perang harga di harga minyak yang menyebabkan turunnya harga minyak secara drastis. Situasi tersebut mencerminkan pengaruh corona ke perekonomian dunia.

Selama terjadi pandemi corona, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 21,55% selama tahun berjalan 2020. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) turun 23,30% menjadi Rp 5.717 triliun dari Rp 7.265 triliun di akhir 2029.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BEI Keluarkan Jurus Baru Sikat Saham Gorengan IPO!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular