
Ramalan IMF Bikin Rupiah Jadi Terburuk Kedua di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (25/6/2020), meski masih tipis hingga tengah hari. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global terbaru dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang membuat rupiah tertekan.
Rupiah mengawali perdagangan dengan stagnan di Rp 14.080/US$, kemudian sempat menguat 0,07% sesaat sebelum masuk ke zona merah. Depresiasi rupiah berlanjut hingga 0,28%, tetapi di penutupan perdagangan mampu dipangkas menjadi 0,14% di Rp 14.100/US$, di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dengan pelemahan tersebut rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk kedua di Asia, hanya lebih baik dari yuan China yang melemah 0,28% hingga pukul 15:32 WIB. Tetapi posisi tersebut bisa berubah mengingat perdagangan di negara lain masih belum berakhir.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Benua Kuning.
Rupiah sebenarnya mulai mengumpulkan momentum penguatan dalam 2 hari terakhir. Pada perdagangan Selasa rupiah berakhir stagnan, menghentikan rentetan penurunan dalam 2 hari perdagangan sebelumnya. Rabu kemarin, rupiah akhirnya mampu menguat.
Tanda-tanda pemulihan ekonomi di Eropa membuat sentimen pelaku pasar membaik kemarin dan rupiah mendapat tenaga menguat.
Selasa lalu, Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur dan jasa dari zona euro yang cukup mengejutkan. PMI manufaktur Prancis kembali menunjukkan ekspansi, kemudian Jerman dan zona euro secara keseluruhan meski masih berkontraksi tetapi menunjukkan perbaikan yang jauh lebih baik dari prediksi analis.
Begitu juga dengan sektor manufaktur Inggris yang kembali berekspansi setelah mengalami kontraksi tajam dalam 3 bulan beruntun.
Data PMI tersebut mengingatkan PMI manufaktur China yang juga langsung berekspansi ketika kebijakan lockdown dilonggarkan.
Harapan akan pemulihan ekonomi V-shape pun kembali muncul, yang membuat mood pelaku pasar membaik.
Tetapi sayangnya mood pelaku pasar kembali memburuk pada hari ini, yang membuat rupiah akhirnya tertekan.
