
IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Gegara Corona, Cash is King!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham global berjatuhan. Dimulai dari Eropa, bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Asia menyusul masuk zona merah.
Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York anjlok lebih dari 2%. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 710,16 poin atau 2,7% menjadi 25.445,94, Nasdaq Composite jatuh 222,20 poin atau 2,2% menjadi 9.909,17 dan S&P 500 terpeleset 80,96 poin atau 2,6% menjadi 3.050,33.
Sementara bursa saham Eropa juga terperosok pada perdagangan kemarin. Indeks Stoxx Europe 600 merosot 2,8%, DAX Jerman turun 3,4%, CAC Prancis turun 2,9%, dan FTSE 100 AS turun 3,1%.
Dari dalam negeri, bursa saham domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terpantau mengalami penurunan. Hingga pukul 10:00 WIB IHSG anjlok 0,37% ke level 4.946,22, bahkan sempat minus lebih dari 1%.
Penurunan pasar saham membuat harga obligasi pemerinath AS naik, karena imbal hasil (yield) bertenor 10 tahun turun menjadi 0,683% dari 0,712% pada perdagangan sebelumnya, melansir dari Dow Jones Newswires.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Penguatan harga obligasi AS juga terdorong oleh penguatan indeks dolar AS yang naik 0,6% ke level 97,21 karena permintaan safe-haven terangkat oleh kebangkitan infeksi virus corona di seluruh AS.
EUR/USD turun 0,5% menjadi 1,1250, GBP/USD merosot 0,9% menjadi 1,2413 dan USD/JPY naik 0,5% menjadi 107,06 artinya mata uang yen melemah terhadap dolar AS. Sementara itu, AUD/USD anjlok 1,0% menjadi 0,6859.
Sementara itu, harga emas dunia yang dianggap sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi pun juga turut terpangkas pada penutupan perdagangan hari Rabu kemarin (Kamis pagi waktu Indonesia). Harga emas dunia turun sebesar US$ 5,08 atau 0,29% ke level US$ 1.761,43/troy.
Kendati ditutup koreksi, namun harga emas dunia sempat menyentuh harga tertinggi intraday terbaru sejak 7,5 tahun di level US$ 1.779/troy ons.
Koreksi harga emas seiring dengan penurunan aset lainnya yang juga dilepas investor di tengah penguatan dolar AS atau greenback setelah kasus terinfeksi virus corona melonjak kembali.
"Orang-orang hanya menuju uang tunai. Mereka mengurangi investasi dalam portofolio mereka, "kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS, merespons kenaikan infeksi COVID-19, melansir CNBC International.