
Kasus Corona AS & Jerman Naik, Dow Futures Turun 200 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) bursa Amerika Serikat (AS) pada Rabu (24/6/2020) melemah, setelah investor kian menghadapi kenyataan bahwa kenaikan jumlah temuan kasus corona benar-benar tak terhindarkan.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average tertekan 200 poin, atau mengimplikasikan indeks tersebut bakal melemah 205 pada pembukaan. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq-100 juga tertekan, masing-masing sebesar 0,7% dan 0,4%.
"Kontrak futures melemah pagi ini dan aset safe haven termasuk emas menguat setelah kasus virus corona naik di seluruh dunia, menggelayuti prospek akan berlanjutnya pembalikan ekonomi global," tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report, sebagaimana dikutip CNBC International.
Menurut analisisĀ terhadap data Johns Hopkins University, rerata tujuh hari terakhir terdapat kenaikan hingga 30% jika dibandingkan dengan sepekan lalu. California menjadi negara bagian dengan kenaikan kasus yang dramatis, dengan bertambah 6.000 pada hari Senin saja.
Di Eropa, Jerman melaporkan lonjakan kasus infeksi virus corona di beberapa kota, di mana dua di antaranya berujung pada karantina wilayah (lockdown) secara penuh yang berlaku sejak Selasa sampai dengan Selasa ke depan.
Perkembangan buruk ini memicu aksi buru aset investasi yang minim risiko seperti emas. Harga logam mulia tersebut menguat 0,4% ke level US$ 1,788,3 per ounce.
Penasihat kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci pada Selasa mengingatkan bahwa bebrapa bagian di AS mulai menunjukkan kenaikan kasus Covid-19 dalam skala "yang mengganggu." Lebih dari 2 juta orang di AS telah terinfeksi virus tersebut, menurut data Worldometers.
Namun, Fauci juga mengatakan bahwa negara-negara yang menunjukkan kenaikan kasus tersebut belum sampai berujung pada kebutuhan untuk melakukan penghentian aktivitas ekonomi secara absolut.
Wall Street kemarin menguat, dengan indeks Nasdaq menyentuh rekor tertingginya lagi, untuk ke-21 kali. Kenaikan kemarin merupakan reli beruntun selama 8 hari, atau yang terpanjang sejak Desember. Saham perusahaan teknologi seperti Apple naik 2,1% menjadi penggerak indeks Nasdaq.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kepanikan Virus Corona Mereda, Wall Street Dibuka Menguat