
Pidato Trump Sumir, Dow Jones Ambrol 1.500 Poin & Disetop
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
12 March 2020 20:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) jebol pada pembukaan perdagangan Kamis (12/3/2020) merespons pidato Presiden AS Donald Trump yang dinilai tidak memberikan gambaran jelas mengenai pencegahan dampak virus corona terhadap ekonomi Negara Adidaya tersebut di tengah lonjakan kasus penderita baru.
Indeks Dow Jones Industrial Average ambrol 1.559 poin (-6,7%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan membesar menjadi 1.696,3 poin (-7,2%) selang 15 menit kemudian ke 21.856,91 sehingga memicu penghentian perdagangan sementara selama 15 menit.
Pada Rabu kemarin, Dow Jones resmi mengakhiri tren kenaikan (bullish) selama 11 tahun dengan masuk ke pasar yang layu (bearish) karena anjlok 20% dari level tertinggi sepanjang sejarahnya.
"Presiden Trump dalam pidato khusus di Ruang Oval tidak menawarkan ide baru mengenai stimulus dan hanya mengatakan mengajukan pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) pribadi ke Kongres yang masih kabur tanpa sikap kuat dalam hal ukuran atau magnitude," tulis Ekonom Evercore ISI Ernie Tedeschi, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.
Pasar AS juga panik setelah Asosiasi Basket Nasional (National Basketball Association/NBA) menghentikan sementara musim pertandingan setelah pemain Utah Jazz terbukti positif mengidap corona. Demikian juga dengan bintang film Tom Hanks dan istrinya yang juga dinyatakan positif.
"Puncak kecemasan investor terkait penyebaran virus corona adalah apa yang bisa terjadi. Konsumen duduk di rumah dan tak berbelanja adalah efek negatif terpenting," tulis Scott Wren, perencana investasi pasar Wells Fargo Investment Institute.
Selain penetapan wabah corona sebagai pandemi, aksi jual di Wall Street juga terjadi akibat kurangnya detail stimulus fiskal yang akan diberikan oleh Presiden AS, Donald Trump. Pada Selasa lalu, Presiden Trump berencana untuk memotong PPh menjadi 0% alias tidak dikenakan pajak untuk sementara waktu.
Proposal tersebut saat ini masih berada di Kongres AS untuk mendapat persetujuan. Dalam pidatonya hari ini, Trump mendesak Kongres menyetujui pemangkasan PPh tersebut.
"Saya menyerukan kepada Kongres untuk memberikan orang Amerika bantuan pajak penghasilan, segera. Mudah-mudahan, mereka akan mempertimbangkan ini dengan sangat kuat," kata Trump dalam pidatonya, dikutip AFP, Kamis (12/3).
Selain itu, Presiden AS ke-45 ini juga melarang kunjungan dari Eropa ke AS selama 30 hari, yang menimbulkan kepanikan di pasar akan besarnya dampak pandemi COVID-19 terhadap aktivitas bisnis dan rantai pasokan (supply chain) global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Nego Dagang AS-China Buntu, Wall Street Dibuka Memerah
Indeks Dow Jones Industrial Average ambrol 1.559 poin (-6,7%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan membesar menjadi 1.696,3 poin (-7,2%) selang 15 menit kemudian ke 21.856,91 sehingga memicu penghentian perdagangan sementara selama 15 menit.
Indeks Nasdaq anjlok 558,7 poin (-7%) ke 7.393,2 dan S&P 500 drop 192,3 poin (-7%) ke 2.549,05. Hingga berita ini ditayangkan, perdagangan di Wall Street masih dihentikan.
Pada Rabu kemarin, Dow Jones resmi mengakhiri tren kenaikan (bullish) selama 11 tahun dengan masuk ke pasar yang layu (bearish) karena anjlok 20% dari level tertinggi sepanjang sejarahnya.
Pasar AS juga panik setelah Asosiasi Basket Nasional (National Basketball Association/NBA) menghentikan sementara musim pertandingan setelah pemain Utah Jazz terbukti positif mengidap corona. Demikian juga dengan bintang film Tom Hanks dan istrinya yang juga dinyatakan positif.
"Puncak kecemasan investor terkait penyebaran virus corona adalah apa yang bisa terjadi. Konsumen duduk di rumah dan tak berbelanja adalah efek negatif terpenting," tulis Scott Wren, perencana investasi pasar Wells Fargo Investment Institute.
Selain penetapan wabah corona sebagai pandemi, aksi jual di Wall Street juga terjadi akibat kurangnya detail stimulus fiskal yang akan diberikan oleh Presiden AS, Donald Trump. Pada Selasa lalu, Presiden Trump berencana untuk memotong PPh menjadi 0% alias tidak dikenakan pajak untuk sementara waktu.
Proposal tersebut saat ini masih berada di Kongres AS untuk mendapat persetujuan. Dalam pidatonya hari ini, Trump mendesak Kongres menyetujui pemangkasan PPh tersebut.
"Saya menyerukan kepada Kongres untuk memberikan orang Amerika bantuan pajak penghasilan, segera. Mudah-mudahan, mereka akan mempertimbangkan ini dengan sangat kuat," kata Trump dalam pidatonya, dikutip AFP, Kamis (12/3).
Selain itu, Presiden AS ke-45 ini juga melarang kunjungan dari Eropa ke AS selama 30 hari, yang menimbulkan kepanikan di pasar akan besarnya dampak pandemi COVID-19 terhadap aktivitas bisnis dan rantai pasokan (supply chain) global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Nego Dagang AS-China Buntu, Wall Street Dibuka Memerah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular