Sentimen Campur Aduk, tapi IHSG Hijau Merespons Wall Street

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 June 2020 08:43
Seorang karyawan mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/3/2018). IHSG pada perdagangan Rabu (21/3/2018) dibuka menguat 0,27% ke  6.260,18 poin dari penutupan kemarin di 6.243,57 poin. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham domestik pada perdangan hari ini berpotensi menguat. Kinerja positif bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat menjadi katalis positif bagi bursa saham domestik untuk menguat pada perdagangan Rabu ini.

Kendati demikian, di dalam negeri, pelaku pasar masih mengkhawatirkan potensi terjadinya resesi ekonomi di tahun ini akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Selasa kemarin (23/6/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan pelemahan 0,80% ke posisi 4.879,13. Nilai transaksi harian mencapai Rp 6,51 triliun dengan volume 7,93 miliar unit saham dengan frekuensi perdagangan sebanyak 546,496 kali.

PT Valbury Sekuritas memaparkan, ada sejumlah katalis positif, dari dalam negeri antara lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan perbankan telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 6,27 juta debitur dengan outstanding mencapai Rp655,84 triliun per 16 Juni 2020.

Total outstanding restrukturisasi tersebut, sebanyak Rp298,8 triliun merupakan outstanding dari 5,17 juta debitur UMKM. Sementara outstanding restrukturisasi segmen non-UMKM mencapai Rp356,98 triliun untuk 1,1 juta debitur.

Dari luar negeri, perhatian pasar tertuju pada berakhirnya perjanjian dagang AS-China. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Direktur Kebijakan Perdagangan dan Manufaktur Amerika Serikat (AS) Peter Navarro yang mengatakan bahwa perjanjian perdagangan AS dengan China telah berakhir.

Titik balik untuk mengakhiri perjanjian dagang itu muncul ketika AS mengetahui tentang penyebaran virus corona sesaat setelah delegasi China meninggalkan Washington menyusul penandatanganan perjanjian Fase 1 pada 15 Januari.

"IHSG diperkirakan bergerak variatif dengan peluang koreksi terbatas pada perdagangan hari ini pada rentang support 4.859/4.840/4.800 dan resistance 4.919/4.958/4.978," tulis Valbury, Rabu (24/6/2020).

Panin Sekuritas mencatat, kondisi perdagangan relatif sepi yang terlihat dari penurunan nilai transaksi harian dan investor asing terus mencatatkan aksi jual bersih menyebabkan IHSG melemah. Investor lokal pun berjaga-jaga.

Berdasarkan indikator MACD baik histogram maupun signal line sudah mengindikasikan bearish. "IHSG diperkirakan bergerak variatif cenderung melemah pada rentang 4.884 - 4.940," urai Panin Sekuritas.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular