
Meski Melorot Harga Minyak Mentah Masih di Kisaran US$ 40

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah pagi ini turun. Kekhawatiran muncul seiring dengan bertambahnya kasus infeksi virus corona baru secara global akhir-akhir ini.
Selasa (23/6/2020) harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan turun lebih dari 1%. Pada 09.10 WIB, harga minyak Brent turun 1,72% ke US$ 42,23/barel. Sementara harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) ambles 1,63% ke US$ 39,8/barel.
Kasus infeksi baru virus corona bertambah signifikan beberapa hari terakhir. Kasus paling banyak dilaporkan di Amerika Utara dan Amerika Latin. Namun peningkatan kasus juga terjadi di negara yang sudah melaporkan penurunan kasus seperti China, Australia dan Jerman.
Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, hingga hari ini sudah lebih dari 9 juta orang di dunia yang terinfeksi virus corona. Kembali melonjaknya kasus membuat pasar yang baru dibuai oleh prospek ekonomi yang lebih baik karena relaksasi lockdown dan pembukaan ekonomi.
Inilah yang menjadi faktor yang memicu harga minyak turun pagi ini. Namun sejatinya harga minyak mentah masih berada di kisaran US$ 40/barel. Komitmen para produsen minyak global yang tergabung dalam OPEC+ untuk memangkas produksi besar-besaran turut menjadi penopang harga.
OPEC+ yang terdiri dari Arab Saudi, Rusia dan koleganya sepakat untuk memotong output sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) hingga Juli. Per Agustus kuota pemangkasan diturunkan menjadi 7,7 juta bpd.
Kabar baik lainnya yang juga turut menopang harga adalah janji Irak yang akan mengkompensasi ketidakpatuhannya di bulan Mei.
Dari sisi pasokan lainnya, para produsen minyak dan gas Amerika Serikat (AS) dan Kanada terus mengurangi penggunaan rig. Perusahaan jasa migas Baker Hughes melaporkan penggunaan rig di AS turun menjadi 189 pekan lalu dan menjadi yang terendah sejak Juni 2009.
Kini pasar kembali mencermati pasokan minyak AS periode mingguan yang rencananya akan dirilis besok untuk versi asosiasi industri (API) dan Kamis untuk versi resmi pemerintah (EIA). Jika stok minyak mentah AS bertambah dan permintaan terhadap bensin juga masih rendah, harga minyak berpotensi tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Jatuh Lagi, Ini Dua Faktor Pemicunya