Volatilitas Tinggi, Gerak IHSG Bak Transaksi Forex

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 June 2020 11:46
Presiden Joko Widodo resmi menutup perdagangan bursa tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12/2017). Perdagangan bursa ditutup menguat pada angka 6,355
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi satu dengan penguatan super tipis sebesar 0,02% atau 1,05 poin ke level 4.943,207. Padahal, 1 menit jelang penutupan, IHSG terpantau masih berada di zona merah dengan koreksi sangat tipis yakni sebesar 0,03% atau 1,45 poin. 

Valatilitas IHSG pada sesi I tercatat cukup tinggi, naik turun dalam waktu cepat. Sehingga pergerakan intraday IHSG hari ini, terlihat mirip transaksi valas. 

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi pengubah keadaan di menit terakhir perdagangan sesi pertama pekan ini, dengan menguat 0,54% ke Rp 28.025/saham menyumbang 4,88 poin terhadap IHSG.

Demikian pula dengan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang menyumbang 1,94 poin kenaikan IHSG. Indofood CBP akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Juli 2020 untuk meminta persetujuan atas akuisisi Pinehill Company.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) per penutupan sesi I menyebutkan sebanyak 180 saham diperdagangkan menguat dengan 202 lainnya tertekan, dan 153 sisanya flat. Investor asing mengambil posisi jual, dengan mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 162,9 miliar, dari total nilai transaksi hari ini Rp 2,42 triliun.

Saham yang masih diborong asing di antaranya adalah PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Bank Tabungan Penunan Nasional Syariah Tbk (BTPS), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Nilai transaksi belinya masing-masing sebesar Rp 15,9 miliar, Rp 3,3 miliar dan Rp 1,1 miliar.

Sebaliknya, saham-saham unggulan justru diterpa aksi jual oleh investor asing seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang anjlok 1,52% atau 50 poin ke Rp 3.230 per saham, Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga tertekan 0,41% atau 20 perak ke Rp 4.860/unit.

Akuisisi itu memungkinkan perseroan menguasai pasar mi instan dengan merek 'Indomie' di delapan negara, yaitu Arab Saudi, Nigeria, Mesir, Turki, Serbia, Ghana, Maroko, dan Kenya dengan populasi mencapai 550 juta jiwa.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank & Migas Diburu, IHSG Menguat Tipis di Sesi I

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular