Penumpang Gak Nyaman, Garuda Siap Sesuaikan Jadwal Terbang

Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 June 2020 16:13
FILE PHOTO: A plane belonging to Garuda Indonesia is seen on the tarmac of Terminal 3, SoekarnoÐHatta International Airport near Jakarta, Indonesia April 28, 2017.   REUTERS/Darren Whiteside/File Photo
Foto: Garuda Indonesia (REUTERS/Darren Whiteside/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal menyesuaikan kembali jadwal penerbangan ke rute-rute yang dijalankan perseroan. Pasalnya, jadwal yang telah ada saat ini dinilai kurang memperhatikan kebutuhan penumpang sehingga berdampak pada daya angkut pesawat.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan banyak penumpang yang seharusnya bisa menumpang dengan Garuda memilih untuk naik maskapai penerbangan lain atau tidak bisa menikmati perjalanannya dengan Garuda lantaran jam penerbangan yang kurang favourable (mendukung).

"Ini yang sedang kita review schedule-nya, kita ubah tata caranya, here and there sedemikian rupa sehingga experience-nya lebih menyenangkan," kata Irfan dalam diskusi MarkPlus Industry Roundtable, Jumat (19/6/2020).

Dia mengungkapkan, hal ini terjadi pada penerbangan baik tujuan ke luar negeri maupun tujuan daerah wisata di dalam negeri, sehingga tak heran penerbangan Garuda seringkali tidak mencapai kapasitas penuh (full capacity) saat berangkat atau kembali ke tujuannya.

"Contoh yang paling real anak saya ada di Belanda, saya selalu pakai Garuda ke Belanda kalau dibayarin kantor, karena mahal. Tapi yang saya ingin sampaikan, dulu sampai di Belanda pagi, berangkat dari Belanda ke Jakarta direct itu jam tiga siang."

"Saya dan keluarga ini orang yang sangat paranoid terbang, jadi beberapa jam sebelumnya harus ada di bandara. Kemudian tidak ingin terburu-buru, jam 11 kami sudah ada di airport, jam 9 keluar dari hotel, masih sempat nikmati breakfast gratis di hotel," papar Irfan.

Dia melanjutkan, "sekarang Garuda dari Amsterdam jam 11 pagi, ini orang yang Islam subuh kalau sekeluarga habis subuhan langsung mandi terus meninggalkan breakfast gratis di hotel terus langsung ke airport. Yang tidak subuhan, harus subuhan, bangun terus ga dapat pahala juga karena ga melakukan sholat subuh tetapi harus datang ke bandara karena imigrasi."

"Inikan jadi ngga cocok. Padahal kan kita datang pagi di Amsterdam dan pulang dari Amsterdam malam sehingga kita keluar dari hotel pas bener check out time, terus bisa jalan-jalan, makan-makan, belanja-belanja dan ke airport," papar dia

Hal yang sama juga terjadi dengan penerbangan tujuan Lombok dan Bali yang dinilai kurang memanfaatkan waktu yang sesuai untuk waktu berlibur. Padahal kedua wilayah ini adalah tujuan liburan yang ramai di Indonesia.

Irfan mengatakan, jarang sekali wisatawan dalam negeri dengan dari Jakarta-Lombok menggunakan Garuda karena jam penerbangannya yang tidak menarik. "Padahal maskapai lain bisa berangkat penuh, pulang juga penuh," imbuhnya.

Dia mengungkapkan bahwa penyesuaian jam penerbangan ini tak hanya berdampak pada jumlah penumpang, namun juga memberikan economic value bagi daerah tujuan wisata di Indonesia karena wisatawan bisa dapat membelanjakan lebih banyak lagi dananya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapore Airlines Masuk Garuda Indonesia, Bakal Bikin Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular