67 Emiten Siap Buyback Rp 19,6 T, Astra Tunjuk Presdir Baru

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 June 2020 08:56
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik ditututup menguat 3,53% ke posisi 4.966,45 pada perdagangan Selasa kemarin (16/6/2020). Nilai transaksi harian mencapai Rp 8,52 triliun dengan volume 9,30 miliar unit saham dan investor asing tercatat membukukan aksi jual bersih Rp 602,29 miliar. 

Untuk perdagangan hari ini, IHGS diperkirakan masih akan menguat. Untuk itu, cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Rabu (17/6/2020):

1. Djony Bunarto Gantikan Prijono Sugiarto Jadi Dirut Astra

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Astra International Tbk (ASII) resmi menunjuk Djony Bunarto Tjondro sebagai direktur utama. Djoni menggantikan Prijono Sugiarto.

"Dapat kami sampaikan sebagai berikut mengangjat bapak Djony Bunarto Tjondro sebaga Presiden Direktur. Prijono Sugiarto sebagai presiden komisaris," kata Chief of Corporate Affairs Astra International Riza Deliansyah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/06/2020).


2.Bos Schroders: Ini Waktu yang Tepat Beli Saham

CEO Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menilai saat ini adalah waktu yang sangat baik untuk kembali berinvestasi, sebab dengan ekspektasi kondisi perekonomian yang kembali meningkat di tahun depan maka pasar saham juga akan ikut menanjak.

Dia menyebutkan, investor bisa mulai memilah saham-saham yang masih murah di pasar atau membeli reksa dana yang sudah jelas-jelas memiliki strategi investasi.

"Di reksa dana ada fund manager yang memilih saham mana yang murah dan mereka memiliki basis karena melakukan research dan me-review ulang strategi perusahaan dalam menghadapi kondisi ekonomi dan melihat ada value. Dan juga dengan penurunan harga saham itu sometimes berikan attractive value. Kita harus lihat dan pilih saham itu," kata Michael di Jakarta, Selasa (16/6/2020).

3. Grup Bakrie Caplok 25% Saham Mitsubishi di Blok Kangean

Emiten jasa pertambangan migas Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal mengakuisisi 25% kepemilikan saham Mitsubishi Corporation di Blok Kangean PSC, Jawa Timur. Dengan transaksi ini, komposisi kepemilikan saham Bakrie dan pihak terafiliasi, Kinross International Group Ltd akan meningkat jadi 75%.

Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang digelar perseroan di Bakrie Tower, Rasuna Episentrum, Jakarta.

Direktur dan CEO Energi Mega Persada, Syailendra S. Bakrie mengatakan, pertimbangan akuisisi saham ini lantaran Blok Kangean memberikan kontribusi hampir 50% terhadap pendapatan perseroan.

4. Emiten Milik Sandiaga Uno Siap Buyback Saham Rp 120 M

Emiten investasi milik pengusaha dan politisi Sandiaga S Uno, PT Saratoga Investama Sedaya tbk (SRTG) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan di pasar sekunder.

Divisi Hukum dan Sekretariat Perusahaan SRTG Juan Akbar Indraseno, mengatakan pembelian kembali saham perusahaan akan dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 30/2017.

Pembelian kembali saham ini akan dilaksanakan setelah perseroan memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan pada 17 Juni 2010 sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) selanjutnya yang akan diadakan selambat-lambatnya 30 Juni 2020.

"Biaya yang akan dikeluarkan dalam buyback saham ini sebanyak-banyaknya sekitar Rp 120 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan buyback tersebut," tulis manajemen SRTG, dalam surat yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dilansir Selasa (16/6/2020).

5. Ada 67 Emiten Siap Buyback Saham Rp 19,6 T

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan sebanyak 67 emiten sudah menyampaikan rencana pembelian kembali (buyback) saham. Nilai buyback dari 67 emiten ini diperkirakan mencapai Rp 19,6 triliun menurut data BEI yang terhimpun sampai Senin, 15 Juni 2020.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna merinci, 67 perusahaan tersebut terdiri dari 12 perusahaan BUMN dan 55 perusahaan no- BUMN.

"Sampai dengan tanggal 15 Juni 2020, terdapat 67 perusahaan tercatat, 12 BUMN dan entitas anak BUMN serta 55 private company, yang telah menyampaikan keterbukaan informasi mengenai rencana buyback dengan total rencana sebesar Rp 19,6 triliun," kata Nyoman Yetna, di Jakarta, Selasa (16/6/2020).

6. Setor Rp 193 M, Bosowa Siap Serap Saham Baru Bukopin

Grup Bosowa buka suara terkait dengan dengan rencana penerbitan saham baru (rights issue) PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). Bosowa yang memiliki 23% saham Bank Bukopin menyatakan akan menyerap saham baru Bank Bukopin tersebut sesuai dengan porsi saham yang dimiliki.

"Bosowa menyerap sesuai hak Bosowa [dalam rights issue]. [Porsi saham kami] 2.725.986.130 lembar saham setara 23,4%," tegas Erwin Aksa, Presiden Komisaris Bosowa Corporation, kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/6/2020).

Erwin yang Ketua Umum BPP HIPMI periode 2008-2011 ini mengatakan pihaknya bahkan sudah menempatkan dana senilai Rp 193 miliar untuk keperluan rights issue Bukopin sejak Maret 2020. Dana tersebut sudah ada dalam saldo escrow Penawaran Umum Terbatas (PUT) V Bukopin.

7. Dapat Restu, Sukuk Garuda Rp 7,5 T Jatuh Tempo Jadi 2023

Maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), menyatakan telah sukses melakukan restrukturisasi atas sukuk global senilai US$ 500 juta atau setara Rp 7,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$). Utang yang seharusnya jatuh tempo di bulan ini akhirnya diperpanjang hingga 3 Juni 2023 mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan dan ditandatangani oleh Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal ini, perusahaan mengumumkan bahwa pada 12 Juni 2020 perusahaan telah menyelesaikan proses consent solicitation (permohonan persetujuan) dan memenuhi seluruh persyaratan.

"Oleh karenanya, proposal dan amandemen dari dokumen transaksi terkait dengan sukuk sebagaimana diuraikan di bawah ini (Dokumen Transaksi) melalui skenario Consent Solicitation telah menjadi efektif dan mengikat," tulis keterbukaan informasi tersebut, dikutip Selasa (16/6/2020).


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular