Siapkan Modal & Tentukan Saham Pilihan, Sambut IHSG Terbang

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 June 2020 08:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada sejumlah katalis positif yang diperkirakan mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan berbalik ke teritori positif pada perdagangan hari ini, Selasa, 16 Juni 2020.

Meski pada perdagangan awal pekan ini, IHSG melemah 1,31% ke level 4.816,33 dengan nilai transaksi harian Rp 7,97 triliun dengan volume 8,17 miliar.

Katalis positif tersebut antara lain, pertama, kekhawatiran pasar akan terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19 diperkirkan tidak lagi menjadi sentimen negatif setelah sejumlah lembaga riset dunia mulai menemuka vaksin virus Corona dan semua negara memulai kembali aktivitas ekonominya.

Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menuturkan, kekhawatiran akan penurunan indeks Dow Jones akibat potensi gelombang kedua pandemi justru tidak terbukti.

"Justru yang terjadi sebaliknya, setelah The Fed mengatakan akan mulai membeli obligasi korporasi individu, Dow Jones kembali ditutup menguat sebesar 0,62%," kata Edwin Sebayang, Selasa (16/6/2020).

Hal ini, kata dia berpotensi menjadi sentimen positif bagi perdagangan Selasa ini di tengah pencapaian jumlah tertinggi kembali kasus positif harian di Indonesia yang mencapai 1.017 kasus positif.

"Penguatan beberapa harga komodoitas berpotensi mendorong naik saham-saham dibawah komoditas tersebut, IHSG berpeluang rebound pada rentang 4.778 - 4.860," ungkapnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, Erdhika Sekuritas mencatat, penjualan ritel masih akan cukup berat kendati pemerintah mulai kembali membuka aktivitas perekonomian secara bertahap.

Dalam risetnya, Erdhika memaparkan, Bank Indonesia akan merilis laporan survei penjualan eceran per April. Menurut Tradingeconomics, penjualan ritel periode itu bakal anjlok 11,8% atau lebih buruk dari Maret. Dalam survei Maret, Indeks Penjualan Riil (IPR) berada di level 219,9 alias terkontraksi 4,5%.

"Ini mengindikasikan bahwa penjualan ritel masih lesu akibat pandemi Covid-19," papar Erdhika.

Penurunan terutama terjadi pada penjualan subkelompok komoditas sandang yang terkontraksi -42,8%, turun dalam dibanding periode sebelumnya yang tumbuh 34,3%. Dengan belum adanya perubahan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada April.

"Maka tak ada alasan untuk berharap penjualan ritel berbalik menguat," urainya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular