
Wall Street Rebound, Nikkei Meroket, Siap-siap IHSG Terbang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (16/6/2020) berpotensi menguat karena bursa Wall Street yang masuk zona hijau di tengah optimisme pelaku pasar terhadap ekonomi.
Sebelumnya, pada perdagangan Senin kemarin (15/6/2020) IHSG masih tertekan, terkoreksi 64,03 poin atau 1,31% ke level 4.816,34 terdorong oleh data ekspor impor bulan Mei 2020 menunjukkan angka yang kurang menggembirakan.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 8,01 triliun, investor asing kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 712,02 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 288 saham yang membukukan penurunan, sementara naik sebanyak 158 saham dan stagnan sebanyak 126.
Saham-saham yang turun di antaranya PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) (-6,67%), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) (-6,40%), PT PP (persero) Tbk (PTPP) (-6,32%), Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (-6,04%) dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (-6,00%).
Koreksi IHSG seiring dengan laporan data neraca perdagangan pada bulan Mei 2020 yang mencatatkan surplus senilai US$ 2,09 miliar. Namun, surplus neraca dagang ini bukan berarti baik. Pasalnya ekspor dan impor pada bulan Mei tersebut sama-sama mengalami kontraksi yang cukup dalam.
Dari data BPS, ekspor Mei turun 13,4% dibandingkan April 2020 dan turun 28,95% dibandingkan Mei 2019. Sedangkan impor Mei turun 32,65% dari April 2020 dan turun 42,2% dari Mei 2019.
Selain itu, pelemahan IHSG juga karena merespons lonjakan kasus terinfeksi Covid-19, sehingga memberikan kekhawatiran tentang prospek ekonomi dunia yang suram.
Fokus utama investor tetap pada perkembangan dari pandemi virus corona itu sendiri. Situasi ini bisa mempengaruhi psikologis investor. Arus modal asing enggan masuk ke Indonesia sepanjang data dan persepsi belum membaik.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) ditutup menguat.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 157,62 poin atau 0,6% menjadi 25.763,16, Nasdaq naik 137,21 poin atau 1,4% menjadi 9.726,02 dan S&P 500 naik 25,28 poin atau 0,8% di 3.066,59.
Rebound Wall Street datang karena pelaku pasar mulai membukukan keuntungan setelah penurunan dalam beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi virus corona setelah Beijing mencatat serentetan kasus Covid-19 baru di pasar grosir makanan.
Data yang dikumpulkan oleh New York Times juga menunjukkan peningkatan baru-baru ini dalam kasus virus corona di lebih dari 20 negara bagian AS, termasuk California, Florida, dan Nevada.
Texas dan Carolina Utara juga melaporkan sejumlah catatan rawat inap terkait virus corona yang melonjak pada hari Sabtu lalu, menambah kekhawatiran bahwa pembukaan kembali bisnis dapat mendorong gelombang kedua.
Kendati demikian, tekanan jual berkurang selama perdagangan kemarin karena para pelaku pasar tetap optimis tentang ekonomi ketika Federal Reserve New York merilis laporan yang menunjukkan aktivitas manufaktur regional rebound pada bulan Juni setelah melihat kontraksi tajam pada bulan April dan Mei.
The Fed New York mengatakan indeks kondisi bisnis umum melonjak menjadi minus 0,2 pada bulan Juni dari minus 48,5 pada bulan Mei. Pembacaan negatif menunjukkan kontraksi dalam aktivitas manufaktur regional.
Pada catatan pukul 07:35 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,86% pada 25.897, sedangkan S&P 500 menguat 0,67% menjadi 3.082 dan Nasdaq Composite 100 melesat 0,66% pada 9.853.
Pada perdagangan pagi ini Selasa (16/6/2020) kenaikan atau rebound bursa Wall Street kemungkinan menjadi sentimen positif IHSG untuk bisa masuk zona hijau. Apalagi bursa saham Asia juga melonjak pagi ini, terutama Nikkei 225 yang melesat hampir 3%.
![]() Prediksi IHSG 16 Juni 2020 |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Saat ini, IHSG berada di area support, dengan garis BB yang menyempit setelah menembus level support di perdagangan sebelumnya, maka pergerakan cenderung untuk memantul atau rebound alias menguat.
Untuk bisa melenggang ke zona hijau, IHSG perlu melewati level resistance terlebih dahulu yang berada di area 4.885 dan berlanjut hingga area 4.955. Sementara untuk melanjutkan tren bearish perlu melewati support yang berada di area 4.780 hingga area 4.735.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berpotongan di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk rebound.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 33 dan terpantau bergerak naik, artinya pergerakan selanjutnya cenderung untuk naik atau rebound setelah menyentuh area jenuh jual.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang menyempit setelah berada di area support, maka pergerakan IHSG selanjutnya diperkirakan untuk rebound atau menguat yang juga terkonfirmasi dengan RSI yang sudah oversold.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500