Rupiah Kuat Hadapi "Gempuran" Covid-19 Gelombang II

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 June 2020 16:22
Dollar
Foto: REUTERS/Akhtar Soomro

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada bulan Mei neraca dagang Indonesia mengalami surplus US$ 2,09 miliar. Surplus tersebut terjadi akibat kemerosotan impor yang lebih tajam ketimbang ekspor.

Nilai impor pada bulan mencapai US$ 8,44 miliar. Nilai impor ini anjlok hingga 42,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara year-on-year (YoY). Kontraksi ekspor tersebut menjadi yang terdalam sejak tahun 2009.

Sementara, pada periode yang sama nilai ekspor mencapai US$ 10,53 miliar atau turun 28,95% YoY. Penyebabnya ekspor migas turun 42,74% dan ekspor non migas turun 27,81%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi 19,015%. Sementara impor turun lebih dalam yaitu -24,55% sehingga neraca perdagangan diproyeksi surplus US$ 405,85 juta.

Kontraksi ekspor dan impor yang dalam tersebut bukan kabar bagus, malah menunjukkan penurunan tajam aktivitas ekonomi.

Tetapi di sisi lain, surplus yang dicapai dapat semakin memperbaiki defisit transaksi berjalan (current asccount deficit/CAD) di kuartal II-2020.

Pada 20 Mei lalu, Bank Indonesia (BI) lalu melaporkan CAD di kuartal I-2020 setara dengan 1,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2,8% PDB. Defisit tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal II-2017.

Transaksi Berjalan menjadi faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial, komponen Neraca Pembayaran Indonesia lainnya, yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Akibat CAD yang besar, pergerakan rupiah menjadi sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa.

Ketika CAD menurun maka pasokan devisa di perekonomian nasional semakin membaik, dan amunisi BI untuk menstabilkan rupiah menjadi lebih besar. Hal itu bisa memberikan kepercayaan bagi pelaku pasar terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, dan tentunya lebih merasa nyaman berinvestasi di Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONSESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular