
Cuma Kalah dari Yen di Klasemen Asia, Rupiah Hebat Juga Ya...

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot. Neraca perdagangan Indonesia yang surplus tinggi menjadi penopang penguatan rupiah.
Pada Senin (15/6/2020) pukul 13:02 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.030. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih stagnan di Rp 14.050/US$. Namun itu tidak lama dan hingga lewat tengah hari mata uang Tanah Air masih bertahan di zona hijau.
Menariknya, apresiasi rupiah terjadi kala sebagian besar mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS. Selain rupiah, hanya yen Jepang yang mampu menguat.
Apresiasi rupiah dan yen mirip-mirip, tipis saja. Namun penguatan yen sedikit lebih tinggi sehingga rupiah harus puas berada di posisi kedua 'klasemen' mata uang Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 13:05 WIB:
Jelang tengah hari tadi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Mei 2020. Hasilnya, neraca perdagangan mengalami surplus US$ 2,09 miliar, tertinggi sejak Februari.
Neraca perdagangan yang surplus besar ini menjadi kabar baik buat rupiah. Ada harapan transaksi berjalan (current account), yang mencerminkan ekspor-impor barang dan jasa, akan membaik pada kuartal II-2020.
Perbaikan transaksi berjalan berarti pasokan devisa ke perekonomian nasional akan lebih memadai. Ini memberi pijakan bagi nilai tukar rupiah untuk menguat.
Berkat data ini, rupiah berhasil lolos dari jerat zona merah. Data perdagangan, setidaknya sampai saat ini, berhasil menangkis serangan sentimen negatif yang beredar di pasar keuangan global.
