Dibuka Merah, IHSG Berani Lawan Arah Menguat 0,4%

Tri Putra, CNBC Indonesia
15 June 2020 09:16
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan awal pekan (12/6/20) dibuka turun tipis 0,08% ke level 4.876,24, selang 5 menit IHSG sudah hijau, berhasil naik 0,44% ke level 4.902,53.

Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 63 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 672miliar.

Saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 29 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell sebesar 17 miliar.

Hebatnya kenaikan IHSG hari ini berhasil melawan arus mayoritas bursa Asia lain yang hari ini terpantau jatuh, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong turun sebesar 0,63%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,69%, sedangkan STI Singapore juga terkoreksi 1,03%. Maklum secara tahun berjalan (YTD) koreksi IHSG lebih dala dari bursa Asia lainya.

Bahan bakar kenaikan IHSG hari ini datang dari Negeri Paman Sam alias Wall Street yang berakhir menguat pada penutupan Jumat (12/6/2020), setelah sehari sebelumnya merah membara akibat meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah negara dan proyeksi suram ekonomi Amerika Serikat (AS).

Dow Jones Industrial Average berakhir dengan penguatan 475 poin atau naik 1,9% ke 25.605,54. Sementara itu, S&P 500 naik 1,3% ke 3.041,31 sedangkan Nasdaq naik 1% ke 9.588.81.

Koreksi terbesar terjadi pada Kamis yang merupakan koreksi terburuk sejak 16 Maret 2020 tatkala pasar saham terjun akibat pengumuman lockdown guna mengendalikan Covid-19.

"Dengan koreksi pasar baru-baru ini, kita lagi-lagi lebih nyaman dengan mengambil pandangan positif - karena posisi di bursa saham tidak naik secara signifikan dan risiko China terlihat mulai menurun," tutur Perencana Derivatif & Kuantitatif Global JPMorgan Marko Kolanovic, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Pasar kembali bergairah setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam wawancara dengan CNBC International menegaskan bahwa pihaknya tak bisa kembali membekukan aktivitas perekonomian, sehingga pasar berekspektasi bahwa ekonomi bakal terus bergulir meski dibayangi pandemi.

Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional periode Mei pada 15 Juni. Indonesia diperkirakan membukukan surplus perdagangan pada Mei 2020. Impor yang anjlok lebih dalam ketimbang impor membuat neraca perdagangan mampu positif.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor bakal minus 19,01%, sedangkan impor turun lebih dalam yaitu -24,55%. Dus, neraca perdagangan diproyeksi surplus US$ 405,85 juta.

Surplus perdagangan biasanya merupakan hal yang positif, karena menunjukkan devisa yang mengalir keluar untuk mengimpor terhitung lebih rendah dari devisa hasil ekspor pada periode yang sama. Namun untuk kasus Indonesia, surplus di tengah koreksi impor merupakan kabar yang negatif, karena mengindikasikan lesunya aktivitas bisnis di dalam negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular