
Pasar Jenuh Jual, Siap-siap IHSG Rebound di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Jumat (12/6/2020) masih melemah terdorong oleh berbagai sentimen negatif baik internal maupun eksternal yang mengakibatkan volatilitas pasar menjadi tinggi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I, IHSG minus 0,47% di level 4.831,78. Nilai transaksi mencapai Rp 6,24 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 510,17 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 6,63 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 423.159 kali transaksi.
Saham-saham yang turun di antaranya saham PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) (-6,14%), PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) (-5,33%), PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) (-3,67%), sedangkan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) (-2,46%) dan PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (-2,30%).
Penurunan IHSG seiring dengan indeks volatilitas Chicago Board Options Exchange (CBOE) VIX, yang dikenal dengan nama 'indeks rasa takut' (fear index) yang pada perdagangan Kamis kemarin (11/6/2020) naik 47,95% menjadi 40,79 dari 27,57 pada Rabu (10/6/2020).
Hal ini menunjukkan nilai volatilitas pasar atau kondisi risiko pasar keuangan global kembali tinggi. Salah satu indikatornya yaitu indeks volatilitas pasar keuangan AS (Volatility Index/VIX).
Tingginya volatilitas pasar mengakibatkan investor enggan untuk masuk ke pasar aset berisiko maupun aset dengan imbal hasil (yield).
Hal ini tercermin dengan anjloknya bursa saham Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (Jumat pagi waktu Indonesia) yang berada di zona merah.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1.861,82 poin atau 6,9% menjadi 25.128,17, Nasdaq anjlok 527,62 poin atau 5,3% menjadi 9.492,73 dan S&P 500 turun 188,04 poin atau 5,9% menjadi 3.002,10.
Oleh karena itu, dalam beberapa hari terakhir ini, pasar keuangan global termasuk Indonesia cukup bergejolak mulai dari pasar saham hingga pasar modal karena volatilitas pasar yang masih relatif tinggi akibat kekhawatiran lonjakan kasus virus corona gelombang kedua.
Fokus utama investor tetap pada perkembangan dari pandemi virus corona itu sendiri. Situasi ini bisa mempengaruhi psikologis investor. Arus modal asing enggan masuk ke Indonesia sepanjang data dan persepsi belum membaik.
Lonjakan kasus terpapar virus corona dalam dua hari terakhir dengan penambahan kasus infeksi baru ke rekor tertinggi penambahan kasus harian telah menyurutkan nyali investor.
Kalau sampai kemudian lonjakan kasus di Tanah Air membuat pemerintah berpikir ulang untuk menerapkan kehidupan normal baru (new normal) dan kembali menerapkan social distancing, maka prospek ekonomi Indonesia bakal suram. Oleh karena itu, wajar investor agak cemas. Kekhawatiran itu ditunjukkan dengan melepas aset-aset di pasar keuangan Indonesia.
Pada perdagangan sesi II IHSG berpotensi untuk rebound dengan indikator RSI yang sudah oversold atau jenuh jual.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di antara area support dan pivot, dengan garis BB yang terlihat mulai menyempit setelah menembus level support, maka pergerakan cenderung untuk rebound atau naik.
Untuk merubah bias menjadi bullish IHSG perlu melewati level resistance yang berada di area 4.885 dan berlanjut hingga area 4.940. Sementara untuk melanjutkan tren bearish perlu melewati support yang berada di area 4.745 kembali hingga area 4.660.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang melebar dan sudah berada di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG masih koreksi.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI masih bermain atau bertahan di area jenuh jual, karena sentimen negatif pasar yang menekan, sehingga dorongan rebound secara teknikal lebih kecil. Namun dengan garis RSI yang mencoba bergerak ke atas pergerakan selanjutnya masih mencoba untuk rebound.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang mulai menyempit dan mencoba sentuh resistance dan terkonfirmasi RSI yang oversold, maka pergerakan IHSG berpeluang untuk rebound.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500