Rupiah Terseok-seok? Jangan Panik, Simak Penjelasan BI Nih!

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
12 June 2020 12:45
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga tidak berdaya di perdagangan pasar spot.

Pada Jumat (12/6/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.257. Rupiah melemah 1,73% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara di 'arena' pasar spot, rupiah pun lesu. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.152 di mana rupiah melemah 1,45%

Apa yang terjadi?

"Pelemahan rupiah hari ini seharusnya sementara karena pengaruh risk off atau sentimen global dari jatuhnya pasar saham AS, yang dipicu oleh gelombang kedua wabah virus di AS yang telah menembus 2 juta orang yg terkena infeksi," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, Jumat (12/6/2020).

Untuk itu, sambung Nanang, BI melakukan stabilisasi di pasar spot dan DNDF [Domestic Non-Delivery Forward] untuk memastikan rupiah tidak melamah terlalu tajam.

"Ekonomi Indonesia tetap baik dan rupiah dalam kondisi undervalued," tegas Nanang.

"Rupiah seharusnya masih memiliki ruang menguat sesuai fundamentalnya, di mana defisit Current Account (transaksi berjalan) akan turun dan inflasi akan terjaga sangat rendah, sehingga secara fundamental Rupiah masih undervalued."

Sementara itu, Nanang mengatakan neraca dagang di Mei diperkirakan surplus cukup tinggi. Sejalan dengan proyeksi BI yang memperkirakan defisit transaksi berjalan 2020 bakal turun di bawah 2% PDB dari perkiraan sebelumnya 2,5%-3% PDB.

"Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah dengan melakukan stabilisasi di pasar spot dan menyediakan likuiditas DNDF, dan juga di pasar obligasi bila terjadi pelepasan SBN oleh investor asing dalam skala besar."

"Hal ini untuk mencegah pelemahan rupiah yang terlalu tajam, yang bisa mengganggu kestabilan ekonomi dan sistem keuangan nasional."


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Bakal Pangkas BI7DRR? Ini Penjelasan Nanang Hendarsah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular