
Sudah Drop Dalam, Ada Saham Bank Bisa Cuan 118%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham yang bergerak di sektor perbankan terkoreksi cukup dalam di awal pekan ini. Selain karena aksi profit taking, koreksi harga saham juga dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap masa depan ekonomi yang terdampak covid-19.
Koreksi dalam saham-saham bank tersebut membuat harganya belum kembali ke posisi awal tahun 2020, bahkan ada dua saham bank yang sempat tembus rekor tertinggi. Lalu apakah saham-saham di sektor perbankan ini masih layak koleksi, terutama 4 saham perbankan dengan kapitalisasi pasar paling jumbo alias blue chip.
Dari valuasi, dengan menggunakan metode harga saham dibanding dengan harga bukunya (PBV) saham bank BUKU IV paling murah secara valuasi adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Saham BNI memiliki PBV sebesar 0,66 kali paling rendah dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan yang memiliki PBV sebesar 1,4 kali.
Apalagi secara historis selama 4 tahun terakhir harga saham BBNI diperdagangkan dengan rata-rata PBV sebesar 1,44 kali sehingga apabila saham BBNI harganya kembali ke harga rata-rata sebelum terserang virus corona terdapat potensi keuntungan sebesar 118,18%.
Sementara valuasi paling mahal dibukukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki PBV sebesar 3,97 kali. Secara historis harga saham BBCA memang premium dan selalu diperdagangkan di atas PBV-nya karena BBCA dianggap oleh investor memiliki fundamental yang kuat.
Selama 4 tahun terakhir BBCA diperdagangkan dengan rata-rata PBV sebesar 4,19 sehingga apabila saham BBCA harganya kembali ke harga rata-rata sebelum terserang virus corona terdapat potensi keuntungan sebesar 5,54%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah