
Dijepit The Fed dan New Normal, Rupiah Susah Gerak
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 June 2020 12:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih sulit menguat di perdagangan pasar spot hingga tengah hari ini. Penantian investor terhadap rapat Komite Pengambil Keputusan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) menjadi alasan yang membuat investor masih gamang.
Pada Selasa (9/6/2020) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.860. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah juga stagnan. Selepas itu rupiah sempat menguat tipis, tetapi tidak bertahan lama. Rupiah stagnan lagi sampai tengah hari ini.
Rupiah sulit untuk melaju karena kebetulan dolar AS sedang agak menguat. Pada pukul 11:05 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%.
Kini investor sedang menanti rapat FOMC edisi Juni yang keputusannya diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Mengutip CME FedWatch, probabilitas suku bunga acuan Negeri Paman Sam bertahan di 0-0,25% mencapai 85%. Bahkan ada peluang 15% Federal Funds Rate naik 25 basis poin (bps) menjadi 0,25-0,5%.
Ekspektasi suku bunga acuan AS bisa turun sampai ke teritori negatif kini sirna. Sampai akhir tahun, peluang suku bunga acuan bertahan di 0-0,25% masih tinggi yaitu 88,2%.
Baca: Suku Bunga AS Bisa Minus, Serius?
"Kini pasar menilai bahwa kita sudah mencapai dasar, titik nadir, dan ke depan akan ada pembalikan. Bahkan ada peluang suku bunga acuan akan mulai dinaikkan," kata Gennadiy Goldberg, Interest Rate Strategist di TD Securities yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Tanpa penurunan suku bunga acuan setidaknya sampai akhir tahun ini, berinvestasi di dolar AS masih akan tetap menarik. Peluang cuan membuat investor masih tertarik memburu dolar AS.
Pada Selasa (9/6/2020) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.860. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah juga stagnan. Selepas itu rupiah sempat menguat tipis, tetapi tidak bertahan lama. Rupiah stagnan lagi sampai tengah hari ini.
Rupiah sulit untuk melaju karena kebetulan dolar AS sedang agak menguat. Pada pukul 11:05 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%.
Kini investor sedang menanti rapat FOMC edisi Juni yang keputusannya diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Mengutip CME FedWatch, probabilitas suku bunga acuan Negeri Paman Sam bertahan di 0-0,25% mencapai 85%. Bahkan ada peluang 15% Federal Funds Rate naik 25 basis poin (bps) menjadi 0,25-0,5%.
Ekspektasi suku bunga acuan AS bisa turun sampai ke teritori negatif kini sirna. Sampai akhir tahun, peluang suku bunga acuan bertahan di 0-0,25% masih tinggi yaitu 88,2%.
![]() |
Baca: Suku Bunga AS Bisa Minus, Serius?
"Kini pasar menilai bahwa kita sudah mencapai dasar, titik nadir, dan ke depan akan ada pembalikan. Bahkan ada peluang suku bunga acuan akan mulai dinaikkan," kata Gennadiy Goldberg, Interest Rate Strategist di TD Securities yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Tanpa penurunan suku bunga acuan setidaknya sampai akhir tahun ini, berinvestasi di dolar AS masih akan tetap menarik. Peluang cuan membuat investor masih tertarik memburu dolar AS.
Next Page
Aura Kebangkitan Ekonomi Makin Terasa
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular