Dijepit The Fed dan New Normal, Rupiah Susah Gerak

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 June 2020 12:10
ilustrasi uang
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Namun di sisi lain, pasar juga menyambut positif sinyal pemulihan ekonomi global yang semakin kuat. Sejumlah rilis data ekonomi telah memberi konfirmasi ke arah sana.

Di Australia, indeks keyakinan bisnis pada Mei tercatat sebesar -20. Meski masih negatif, tetapi jauh lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yaitu -46.

"Kebijakan pembatasan penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) memang sudah dilonggarkan. Namun masih ada pembatasan di sana-sini, terutama di sektor jasa, yang membuat pelaku usaha masih pesimistis," kata Alan Oster, Kepala Ekonom National Australia Bank, seperti dikutip dari siaran tertulis.


Masih dari Australia, iklan lowongan kerja di koran dan internet pada Mei tercatat 63.428. Naik 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menandakan dunia usaha sudah siap untuk kembali merekrut tenaga kerja.

"Perkembangan ini sangat menjanjikan. Dengan pelonggaran pembatasan sosial, dunia usaha mulai kembali berbisnis, menambah jam kerja, dan meningkatkan aktivitas. Hasilnya adalah konsumsi rumah tangga akan pulih," kata Catherine Birch, Ekonom Senior ANZ, seperti dikutip dari Trading Economics.

Prospek pemulihan ekonomi global seiring penerapan kehidupan normal baru (new normal) membuat investor lebih optimistis sehingga masih mempertimbangkan untuk masuk ke instrumen-instrumen keuangan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun arus modal yang masuk sepertinya belum terlalu deras, karena perhatian investor terpecah menanti hasil rapat FOMC.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular