
Gara-gara The Fed, Rupiah Jadi Susah Menguat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 June 2020 10:13

Namun ada sentimen kedua yang membuat pelaku pasar tetap memburu aset-aset berisiko. Sinyal pemulihan ekonomi global setelah dihajar habis-habisan oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-2019) kian terlihat.
Laporan terbaru Bank Dunia menyebutkan bahwa ekonomi dunia pada 2020 kemungkinan akan terkontraksi (tumbuh negatif) -5,2%. Namun pada 2021, ekonomi kembali tumbuh bahkan suku meyakinkan di 4,2%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2021 naik dari perkiraan sebelumnya yang dibuat pada Januari yaitu 2,6%.
"Resesi dunia kami perkirakan hanya berlangsung selama setahun, ekonomi akan kembali tumbuh positif pada 2021. Ini sejalan dengan pengalaman beberapa resesi sebelumnya, di mana hanya berpengaruh terhadap data selama setahun," sebut laporan Bank Dunia.
Setelah penyebaran virus corona di berbagai negara mulai mereda, keran aktivitas publik pelahan mulai dibuka kembali. Ini memberi harapan ekonomi bakal pulih mulai paruh kedua 2020 dan berlanjut hingga 2021, dengan catatan tidak ada gelombang serangan kedua, ketiga, dan seterusnya.
Perkembangan ini membuat investor agak optimistis dan masih berhasrat untuk masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun karena penantian akan rapat FOMC, hasrat tersebut menjadi sedikit terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Laporan terbaru Bank Dunia menyebutkan bahwa ekonomi dunia pada 2020 kemungkinan akan terkontraksi (tumbuh negatif) -5,2%. Namun pada 2021, ekonomi kembali tumbuh bahkan suku meyakinkan di 4,2%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2021 naik dari perkiraan sebelumnya yang dibuat pada Januari yaitu 2,6%.
"Resesi dunia kami perkirakan hanya berlangsung selama setahun, ekonomi akan kembali tumbuh positif pada 2021. Ini sejalan dengan pengalaman beberapa resesi sebelumnya, di mana hanya berpengaruh terhadap data selama setahun," sebut laporan Bank Dunia.
Setelah penyebaran virus corona di berbagai negara mulai mereda, keran aktivitas publik pelahan mulai dibuka kembali. Ini memberi harapan ekonomi bakal pulih mulai paruh kedua 2020 dan berlanjut hingga 2021, dengan catatan tidak ada gelombang serangan kedua, ketiga, dan seterusnya.
Perkembangan ini membuat investor agak optimistis dan masih berhasrat untuk masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun karena penantian akan rapat FOMC, hasrat tersebut menjadi sedikit terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular