Analisis Teknikal

Asing Profit Taking, IHSG Sesi II Pasrah di Zona Merah

Haryanto, CNBC Indonesia
05 June 2020 13:22
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Jumat (5/6/2020) terkoreksi 20,43 poin atau 0,42% menjadi 4.896,27 karena aksi profit taking atau ambil untung pelaku pasar setelah indeks reli dalam beberapa hari terakhir. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 4,64 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 191,76 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 5,74 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 418.748 kali transaksi.

Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya saham PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) (-5,19%), PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) (-4,92%), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (-3,41%), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) (-3,13%) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) (-2,86%).

Koreksi IHSG terdorong oleh aksi profit taking pelaku pasar setelah reli dalam beberapa hari terakhir. Sementara pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang kembali diperpanjang juga memberi tekanan.


Siang kemarin (4/6/20) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan PSBB diperpanjang dengan sejumlah pelonggaran. Anies menuturkan, angka effective reproduction number (Rt) Covid-19 terus menunjukkan penurunan.

Penurunan IHSG juga seiring dengan turunnya mayoritas bursa Wall Street.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 11,93 poin atau 0,1% ke level tertinggi tiga bulan pada 26.281,82, Nasdaq turun 67,10 poin atau 0,7% menjadi 9.615,81 dan S&P 500 turun 10,52 poin atau 0,3% menjadi 3.112,35.

Penurunan Wall Street terdorong oleh turunnya saham perusahaan teknologi. Facebook dan Netflix keduanya turun lebih dari 1,6%, sementara Amazon ambles 0,7%, sedangkan Alphabet dan Apple masing-masing turun lebih dari 0,8%.

Selain itu, pelaku pasar tampaknya enggan untuk membuat langkah yang lebih signifikan menjelang rilis laporan pekerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS nanti malam pukul 19:30 WIB.

Pada perdagangan sesi II IHSG berpotensi terkoreksi karena level psikologis 4.900 berhasil ditembus, sementara indikator teknikal RSI juga menunjukkan jenuh beli (overbought).

Simak analisis teknikal di bawah ini.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG bergerak menuju area support setelah menyentuh level pivot, dengan garis BB yang semakin menyempit, artinya pergerakan cenderung untuk melemah atau koreksi lebih lanjut.

Untuk melanjutkan penurunan IHSG perlu melewati level support selanjutnya yang berada di area 4.850 dan berlanjut hingga area 4.810. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.930 hingga area 4.970.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berpotongan di atas area MACD, maka ada kecenderungan untuk terkoreksi.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 46,68 setelah bergerak ke bawah dari area jenuh beli, artinya pergerakan selanjutnya cenderung konsolidasi atau terkoreksi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator garis BB yang semakin menyempit dan RSI yang overbought, maka pergerakan IHSG masih berpotensi konsolidasi atau koreksi.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 




(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular