Internasional

Kabar Baik! AstraZeneca Siap Produksi 2 Miliar Vaksin Corona

tahir saleh, CNBC Indonesia
05 June 2020 07:58
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren)
Foto: Ilustrasi Vaksin (AP/Ted S. Warren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange, AstraZeneca PLC, berencana memproduksi 2 miliar dosis vaksin virus corona (Covid-19), termasuk 400 juta untuk AS dan Inggris, serta 1 miliar untuk masyarakat di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

CEO AstraZeneca Pascal Soriot, melalui telepon kepada CNBC International, mengatakan p
erusahaan berencana mulai mendistribusikan vaksin ke AS dan Inggris pada September atau Oktober mendatang, dengan kesiapan pengiriman secara stabil pada awal 2021.

AstraZeneca mengatakan telah menandatangani perjanjian lisensi dengan Serum Institute of India untuk mengirim 1 miliar dosis kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana 400 juta di antaranya akan dikirimkan pada akhir tahun 2020.

Vaksin, bernama AZD1222, pada awalnya dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris dan AstraZeneca bekerjasama dengan mitra industri farmasi untuk memproduksi dan mendistribusikan obat.



AstraZeneca adalah perusahaan farmasi yang merupakan hasil merger dari perusahaan Swedia Astra AB dan perusahaan Britania, Zeneca Group PLC.

Soriot mengatakan distribusi vaksin itu tergantung pada uji klinis yang berlangsung pada Agustus mendatang. Uji klinis dan pembuatan vaksin akan dilakukan secara bersamaan, yang merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk industri farmasi karena risiko memproduksi obat corona yang mungkin tidak berfungsi.


"Kami sangat fokus dan sangat berkomitmen. Ketika Anda memiliki sesuatu seperti ini, dengan pandemi semacam ini dan dampak yang luar biasa pada orang-orang, ekonomi, dan lain-lain," kata Soriot.

"Anda tidak dapat menebak apa yang akan terjadi. Anda tidak dapat menghabiskan waktu untuk mencari tahu apakah itu akan berhasil atau tidak akan berhasil, Anda hanya harus berkomitmen. ... Kami datang dan bertaruh pada beberapa hal ini," tegasnya.

Jenner Institute dari Oxford University juga bekerja dengan Oxford Vaccine Group untuk mengembangkan vaksin AZD1222 yang mencakup protein dari strain virus SARS CoV-2, yang menyebabkan penyakit coronavirus yang dikenal sebagai Covid-19. Saat ini sedang dilakukan uji obat di sekitar 10.000 sukarelawan dewasa. AstraZeneca menyatakan sejauh ini uji coba dinilai "aman dan ditoleransi dengan baik"

Ditanya apakah vaksin itu akan berfungsi, Soriot menegaskan, "peluang kerja vaksin saya akan mengatakan bahwa kita semua memiliki harapan yang sangat baik, dari apa yang telah kita lihat sejauh ini," katanya.

Dia menambahkan bahwa perusahaan sedang membuat database yang komprehensif tentang informasi keselamatan dan berharap melakukan uji klinis dengan lebih dari 50.000 sukarelawan.

Richard Hatchett, CEO Coalition for Epidemic Preparedness Innovations, atau Koalisi untuk Inovasi Kesiap-siagaan Epidemi, mengatakan jika vaksin tersebut berhasil menjadi suatu lompatan besar.



"Jelas, jika vaksinnya berhasil, ini menjadi taruhan tersendiri dari sisi manufaktur yang memberikan hasil besar karena akan ada puluhan atau bahkan ratusan juta dosis yang tersedia pada saat-saat paling awal," katanya.

Sebagai informasi, kendati sentimen vaksin ini positif, harga saham perusahaan masih melemah. Saham AstraZeneca PLC dengan kode AZN di London Stock Exchange ditutup minus 0,77% di level 8.530 pounsterling per saham pada Kamis (4/6/2020). Sahamnya berkapitalisasi pasar US$ 139 miliar.

Di NYSE, saham berkode AZN juga minus 2,05% di level US$ 53,87/saham dengan kapitalisasi pasar US$ 141,4 miliar pada penutupan Kamis malam, atau Jumat waktu Indonesia. Perusahaan juga tercatat di Bursa Stockholm Swedia.



[Gambas:Video CNBC]




(tas/sef) Next Article Siap Produksi 2 Miliar Vaksin Covid-19, Siapa AstraZeneca?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular