Kimia Farma Setop Distribusi Alat Rapid Test Asal Belanda

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 May 2020 09:49
Laba Bersih 2018 Kimia Farma Melonjak 27,27% (CNBC Indonesia TV)
Foto: Laba Bersih 2018 Kimia Farma Melonjak 27,27% (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menghentikan sementara distribusi alat rapid test Biozek yang di impor dari perusahaan Belanda. Penghentian distribusi itu dilakukan terhadap fasilitas layanan kesehatan jejaring laboratorium pemeriksaan dan Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia.

Hal ini dilakukan setelah adanya temuan bahwa alat tersebut memiliki tingkat akurasi rendah dan bermasalah.

Manajemen perusahaan menyebutkan bahwa saat ini tengah meminta klarifikasi kepada produsen test kit tersebut, yakni Inzek International Trading BV Belanda. Pemberhentian distribusi ini dilakukan hingga menunggu klarifikasi dari perusahaan tersebut.

"Kimia Farma telah melakukan langkah-langkah, yakni meminta klarifikasi kepada Inzek International Trading BV Belanda atas pemberitaan tersebut dan melakukan penghentian sementara distribusi Rapid Test sambil menunggu hasil klarifikasi dari produsen," tulis manajemen perusahaan dalam siaran persnya, Rabu (13/5/2020).

Adapun perusahaan ini telah melakukan impor atas test kit tersebut sejak pertengahan April 2020. Alat tes ini disebutkan telah lulus dari persyaratan hukum untuk diperdagangkan dan dikomersialisasikan di Eropa.

Alat tes ini diklaim telah dilengkapi dengan dokumen mutu berupa uji klinik yang menunjukkan hasil uji Sensitivitas Relatif Rapid Test BNCP-402 dan BNCP-402S lebih dari 99,9% untuk IgG dan 85% untuk IgM.

Sedangkan spesivitas Relatif Rapid Test adalah 98% untuk IgG dan 96% untuk IgM dibandingkan dengan hasil PCR; serta hasil uji klinik yang dilakukan oleh CNR Virus des Infections Respiratoires Institut Pasteur Perancis juga menunjukkan hasil yang baik pada Rapid Test Biozek BNCP-402 dan dokumen pendukung lainnya.

"Rapid Test Biozek merupakan Rapid Test IVD Antibody hanya digunakan untuk screening test dan diperlukan pengujian lebih lanjut untuk penegakan diagnosa salah satunya melalui metode pemeriksaan Polimerase Chain Reaction (PCR) Test serta tidak disarankan digunakan secara personal tetapi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten," tulis manajemen KAEF.

Kimia Farma menegaskan bahwa pihaknya hanya mendistribusikan alat tes tersebut ke jejaring penjualannya yakni fasilitas layanan kesehatan, laboratorium pemeriksaan dan dinas kesehatan mulai dari tingkat provinsi/kabupaten/kota.


[Gambas:Video CNBC]




(hps) Next Article Bulan Depan, Kimia Farma Jual Rapid Test di Bawah Rp 100 Ribu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular