Analisis Teknikal

Bursa Saham RI Masih akan On Fire Hari Ini

Haryanto, CNBC Indonesia
04 June 2020 08:44
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (4/6/2020) berpotensi menguat terdorong oleh kenaikan bursa Wall Street di tengah laporan pasar tenaga kerja yang berangsur-ansur pulih.

Sebelumnya, pada perdagangan Rabu kemarin (3/6/2020) IHSG melesat 93,5 poin atau hampir 2% pada 4.941,01 karena investor asing yang lagi-lagi masuk pasar saham domestik merespons optimisme rencana pemerintah membuka kembali perekonomian Indonesia.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 12,87 triliun, investor asing beli bersih (net buy) mencapai Rp 1,5 triliun di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 245 saham yang membukukan kenaikan, sementara sebanyak 155 saham turun dan 169 stagnan.

Saham-saham yang mencatatkan kenaikan di antaranya PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (24,68%), PT JAPFA Tbk (JPFA) (18,88%), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) (17,91%), Sedangkan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) (14,12%) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) (13,21%).

 

Penguatan IHSG terdorong oleh selera investor asing terhadap aset berisiko (risk appetite) nampaknya terus berlanjut, investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih sebanyak Rp 1,5 triliun di semua pasar.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) ditutup menguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 527,24 poin atau 2,1% menjadi 26.269,89, Nasdaq naik 74,54 poin atau 0,8% menjadi 9.682,91 dan S&P 500 melonjak 42,05 poin atau 1,4% menjadi 3.122,87.

Kenaikan yang berkelanjutan di Wall Street muncul setelah rilis data ekonomi baru-baru ini menambah optimisme investor tentang pemulihan yang cepat, termasuk laporan dari prosesor penggajian ADP (Automatic Data Processing) yang menunjukkan laju orang yang kehilangan pekerjaan di sektor swasta untuk bulan Mei melambat jauh lebih banyak daripada yang diprakirakan.

ADP mengatakan pekerjaan sektor swasta merosot 2,76 juta pada bulan Mei setelah anjlok 19,557 juta pekerjaan pada April. Para ekonom telah memperkirakan lapangan kerja akan turun sekitar 9,0 juta pekerjaan.

"Sementara pasar tenaga kerja masih terhuyung-huyung akibat dampak pandemi, kehilangan pekerjaan kemungkinan memuncak pada bulan April, karena banyak negara telah memulai pembukaan kembali bisnis secara bertahap," kata Ahu Yildirmaz, wakil ketua ADP Research Institute, melansir dari RTTNews.

Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics, yang menyusun laporan dengan ADP, menyatakan "resesi Covid-19 telah berakhir" setelah rilis data.

Pada catatan pukul 07:30 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,15% pada 26.268, sedangkan S&P 500 turun 0,03% menjadi 3.116 dan Nasdaq Composite 100 turun tipis 0,02% pada 9.682.

Pada perdagangan pagi ini Kamis (4/6/2020) reli bursa Wall Street menjadi daya dorong IHSG untuk kembali menguat.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, indikator garis BB masih menunjukkan pelebaran artinya kecenderungan untuk bergerak naik.

Untuk melanjutkan penguatan perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 4.980 dan berlanjut hingga area 5.030. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati support yang berada di area 4.875 hingga area 4.800.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah positif, namun mencoba berpotongan di atas area MACD, maka ada kecenderungan untuk terkoreksi.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 77,36 mendekati area 80 dengan garis yang menunjukkan tren kenaikan, artinya pergerakan selanjutnya cenderung menguat terbatas.

Secara keseluruhan, dari fundamental merespons naiknya Wall Street dikombinasikan teknikal dengan indikator garis BB yang masih melebar, maka pergerakan IHSG berpotensi untuk menguat kendati terbatas karena RSI yang mendekati level 80 sebegai area jenuh beli (overbought).

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular