
Saham BRI Sudah Cuan 44% dari Harga Terendah 3 Bulan Ini
Tri Putra, CNBC Indonesia
03 June 2020 16:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat terbang kemarin, Selasa (2/6/2020) saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkoreksi hari ini. Namun saham BRI tetap banyak diborong asing hari ini, terbesar kedua dengan nilai net buy Rp 127 miliar, dan dalam seminggu terakhir asing sudah masuk ke saham ini sebanyak Rp 2,9 triliun.
Akan tetapi meskipun terjadinya aksi pembelian besar-besaran oleh asing, saham BBRI terdorong turun 2,52% ke level harga Rp 3.100/unit. Penurunan ini dikarenakan para investor melakukan aksi profit taking setelah saham Bank Pelat Merah ini naik selama 6 hari berturut-turut.
Dapat dilihat harga saham BBRI anjlok pada Maret lalu ketika IHSG tumbang setelah para investor ramai-ramai melepas kepemilikan mereka di instrumen yang cenderung beresiko ini karena ketakutan akibat efek dari virus Covid-19. Di posisi terendahnya pada bulan Maret ini harga saham BBRI diperdagangkan dengan harga Rp 2.440/unit.
Akan tetapi ujian bagi saham BBRI belum usai, pada pertengahan Mei lalu BBRI kembali anjlok setelah muncul isu bank jangkar dimana setelah OJK memperkenalkan mekanisme bantuan likuiditas bernama bank jangkar atau dalam aturan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun disebut dengan Bank Peserta. Bank-bank ini akan menjadi penyedia likuiditas bagi bank-bank yang mengalami masalah likuiditas akibat Covid-19.
BBRI sempat menyentuh titik terendahnya di pertengahan bulan Mei ketika diperdagangkan dengan harga Rp 2.160/unit. Terendah selama tiga tahun terakhir. Apabila dibandingkan dengan harga sekarang BBRI sudah naik 43,51%.
Terlepas dari harganya yang Mei lalu terus turun, bank dengan nilai aset terbesar di Indonesia ini pada Kuartal-I 2020 berhasil membukukan lebih bersih Rp 8,16 triliun walaupun ternyata laba ini turun 0,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu penurunan ini.
Di harga sekarang rasio harga saham dibanding pendapatan perusahaan (PER) berada di kisaran 11.70 kali dan harga saham dibanding nilai bukunya (PBV) berada di kisaran 2,16 kali. Maka dari itu dapat dikatakan harga saham BBRI sudah lebih mahal dibandingkan dengan harga rata-rata saham yang bergerak di sektor perbankan mengingat rata-rata PER di industri perbankan hanya 9,6 dan rata-rata PBV sebesar 1,1 kali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Akan tetapi meskipun terjadinya aksi pembelian besar-besaran oleh asing, saham BBRI terdorong turun 2,52% ke level harga Rp 3.100/unit. Penurunan ini dikarenakan para investor melakukan aksi profit taking setelah saham Bank Pelat Merah ini naik selama 6 hari berturut-turut.
Dapat dilihat harga saham BBRI anjlok pada Maret lalu ketika IHSG tumbang setelah para investor ramai-ramai melepas kepemilikan mereka di instrumen yang cenderung beresiko ini karena ketakutan akibat efek dari virus Covid-19. Di posisi terendahnya pada bulan Maret ini harga saham BBRI diperdagangkan dengan harga Rp 2.440/unit.
BBRI sempat menyentuh titik terendahnya di pertengahan bulan Mei ketika diperdagangkan dengan harga Rp 2.160/unit. Terendah selama tiga tahun terakhir. Apabila dibandingkan dengan harga sekarang BBRI sudah naik 43,51%.
Terlepas dari harganya yang Mei lalu terus turun, bank dengan nilai aset terbesar di Indonesia ini pada Kuartal-I 2020 berhasil membukukan lebih bersih Rp 8,16 triliun walaupun ternyata laba ini turun 0,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu penurunan ini.
Di harga sekarang rasio harga saham dibanding pendapatan perusahaan (PER) berada di kisaran 11.70 kali dan harga saham dibanding nilai bukunya (PBV) berada di kisaran 2,16 kali. Maka dari itu dapat dikatakan harga saham BBRI sudah lebih mahal dibandingkan dengan harga rata-rata saham yang bergerak di sektor perbankan mengingat rata-rata PER di industri perbankan hanya 9,6 dan rata-rata PBV sebesar 1,1 kali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular