Top! Nilai Transaksi Sesi I Rp 7 T, IHSG Naik Hampir 1%

Tri Putra, CNBC Indonesia
03 June 2020 11:54
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi 1 perdagangan Rabu (3/6/20) berakhir di zona hijau dengan kenaikan sebesar 0,97% di level 4.894,59. IHSG gagal menembus level psikologisnya di angka 5.000 setelah kenaikan IHSG berhenti pada titik tertingginya di angka 4.960,07 (+2,33%).

Total transaksi pagi hari ini sudah menyentuh Rp 7,3 triliun, dengan 211 saham bergerak naik, 163 saham turun, dan sisanya 158 tidak berubah.

Risk appetite investor asing nampaknya sudah kembali, investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih sebanyak Rp 765 miliar di pasar reguler hari ini. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy sebanyak Rp 498 miliar.

Reli panjang IHSG hari dalam 2 pekan terakhir ini masih seputar optimisme para pelaku pasar akan diputarnya kembali perekonomian Indonesia dan banyak negara-negara lain di berbagai belahan dunia. Dengan dibukanya kembali perekonomian, perusahaan-perusahaan yang terdampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat kembali beroperasi.



Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Selasa kemarin sendiri ditutup di zona hijau.

Indeks Dow Jones menguat 1,05%, S&P 500 juga naik 0,82%, sementara Nasdaq menanjak sebesar 0,59%.

Kerusuhan yang terjadi di berberapa negara bagian di AS sepertinya tidak memberikan dampak yang signifikan kepada Wall Street. Kerusuhan dan penjarahan ini terjadi setelah seorang warga kulit hitam bernama George Floyd meregang nyawa saat akan ditahan oleh seorang polisi berkulit putih di negara bagian Minnesota.

Aksi yang terekam kamera tersebut menunjukkan penggunaan kekerasan yang berlebihan saat penahanan yakni ketika sang polisi berlutut di leher pria malang tersebut selama lebih dari 8 menit.

"Pasar merupakan sebuah mekanisme melihat ke depan. 3 bulan dari sekarang, atau 9 bulan dari sekarang semua akan terkendali. Perekonomian akan kembali, pendapatan juga pulih" kata Steven DeSanctis, ahli strategi saham di Jefferies.

Sedangkan kabar terbaru mengenai tensi Beijing-Washington, China dilaporkan memerintahkan importir di negara itu berhenti membeli produk pertanian dan daging asal Amerika Serikat (AS). Bahkan tak main-main, ada empat produk yang disetop, yakni kedelai, jagung, kapas dan juga daging babi.


Khusus kedelai dua BUMN yakni Cofco dan Sinograin sudah diminta untuk menghentikan impor. Sementara khusus daging babi, China membatalkan 10 hingga 20 ribu ton pengiriman dari perusahaan negara.

Dikutip dari CNBC International, Selasa (2/6/2020), ini merupakan balasan China atas perlakuan AS ke Hong Kong. Mengutip sebuah sumber, China dikatakan akan menghentikan lebih banyak impor jika AS terus mengambil kebijakan yang menyerang negeri itu.

"China telah meminta perusahaan-perusahaan negara bagian utama untuk menangguhkan pembelian besar-besaran produk pertanian AS yang besar seperti kedelai dan babi, sebagai tanggapan atas reaksi AS ke Hong Kong," kata sumber yang menolak disebut namanya karena sensitivitas isu.

Indeks kontrak berjangka (futures) Dow Jones di AS, Dow Futures juga terpantau mengalami penguatan sebesar 0,49%.

Sedangkan bursa Asia mayoritas hijau, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong naik sebesar 1,20%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,03%, sedangkan STI Singapore terbang sebesar 1,80%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular