Analisis Teknikal

Semangat New Normal Masih akan Angkat Pasar Saham RI

Haryanto, CNBC Indonesia
03 June 2020 08:28
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (3/6/2020) berpotensi menguat merespons sejumlah sentimen positif dari kehidupan new normal hingga penguatan Wall Street.

Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin (2/6/2020) IHSG melonjak 93,89 poin atau hampir 2% ke level 4.847,51 terdorong oleh optimisme para pelaku pasar akan diputarnya kembali perekonomian Indonesia dan banyak negara-negara lain di berbagai belahan dunia.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 11,99 triliun, investor asing beli bersih (net buy) sebesar Rp 872,35 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 245 saham yang membukukan kenaikan, sementara sebanyak 155 saham turun dan 169 stagnan.

Saham-saham yang menguat di antaranya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) (21,71%), PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (11,59%), PT JAPFA Tbk (JPFA) (8,89%), Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (7,80%) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) (7,61%).

 

Lonjakan IHSG juga terdorong oleh laporan data aktivitas manufaktur Indonesia yang menunjukkan pemulihan dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun masih mengalami kontraksi pada Mei 2020.

Pada hari Selasa kemarin (2/6/2020), IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Mei adalah 28,6. Naik dibandingkan April yang sebesar 27,5. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Angka di bawah 50 berarti industri manufaktur masih terkontraksi, belum ada ekspansi.

Walau demikian, kontraksi industri manufaktur Tanah Air mulai menipis. Ini memberi harapan bahwa yang terburuk sepertinya sudah berlalu.

Sentimen positif lainnya juga datang karena Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) nampaknya serius ingin sesegera mungkin memutar perekonomian Indonesia. Terbaru 108 kabupaten/kota di 23 provinsi di seluruh Indonesia sudah direstui pemerintah untuk kembali membuka sektor-sektor usaha yang sebelumnya ditutup.

Dengan dibukanya kembali perekonomian di berberapa kabupaten/kota di Indonesia dengan adanya New Normal ini tentunya ini menjadi kabar gembira setelah hampir 2 bulan perekonomian di Indonesia terganggu.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) ditutup di zona hijau, yang sekaligus mengangkat Nasdaq ke level penutupan terbaik sejak Februari, sementara Dow dan S&P 500 mencapai level tertinggi tiga bulan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 267,63 poin atau 0,6 persen menjadi 25.742,65, Nasdaq naik 56,33 poin atau 0,6 persen menjadi 9.611,22 dan S&P 500 naik 25,09 poin atau 0,8 persen menjadi 3.080,82.

Penguatan Wall Street memperpanjang tren kenaikan baru-baru ini di tengah optimisme tentang pemulihan ekonomi karena bisnis dibuka kembali setelah lockdown yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Ekonom telah berulang kali memperingatkan bahwa pemulihan akan memakan waktu, tetapi para pelaku pasar tampaknya mengabaikan kekhawatiran itu karena saham terus pulih dari posisi terendah Maret. Pelaku pasar juga sebagian besar mengabaikan protes massa di seluruh negeri dalam menanggapi kematian George Floyd di tangan petugas kepolisian Minneapolis.

Pada catatan pukul 07:30 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,43% pada 25.812, sedangkan S&P 500 menguat 0,29% menjadi 3.086 dan Nasdaq Composite 100 naik 0,26% pada 9.672.

Pada perdagangan pagi ini Rabu (3/6/2020) sederet sentimen positif menjadi amunisi IHSG untuk menguat.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, indikator garis BB mulai menunjukkan penyempetin artinya kecenderungan untuk bergerak stabil hingga sedikit koreksi.

Untuk melanjutkan penguatan perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 4.905 dan berlanjut hingga area 4.960. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati support yang berada di area 4.775 hingga area 4.700.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum dengan garis MA yang berada di wilayah positif, namun mencoba berpotongan di atas area MACD, maka kecenderungan untuk koreksi.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI berada di area overbought dan konfirmasi garis RSI yang mulai menurun, artinya pergerakan selanjutnya berpeluang terkonsolidasi atau koreksi.

Secara keseluruhan, dari fundamental merespons berbagai sentimen positif dikombinasikan teknikal dengan indikator RSI yang menunjukkan overbought, maka pergerakan IHSG berpotensi koreksi terbatas.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular