Optimistis RI Pulih, Asing Masuk Rp 872 M & IHSG Naik 2%

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 June 2020 15:48
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama bulan Juni hari ini (2/6/20) ditutup terbang tinggi sebesar 1,98% ke level 4.847,51. Kenaikan ini memperpanjang reli IHSG menjadi lima hari berturut-turut yang pertama kali sejak Oktober 2019 silam.

Total transaksi hari ini juga cukup besar yaitu sebesar Rp 11,6 triliun. Risk appetite investor asing nampaknya sudah kembali, investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih sebanyak Rp 753 miliar di pasar reguler hari ini dan Rp 872 miliar di seluruh pasar. 

Saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy sebanyak Rp 659 miliar yang menyebabkan BBRI naik 7,80%.

Tajuk utama kenaikan hari ini masih seputar optimisme para pelaku pasar akan diputarnya kembali perekonomian Indonesia dan banyak negara-negara lain di berbagai belahan dunia.

Rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri menunjukkan bahwa inflasi di bulan Mei secara Month to Month tercatat 0,07%. Angka ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya mengingat biasanya ketika Idul Fitri terjadi inflasi yang cukup tinggi. Tercatat pada Idul Fitri tahun lalu yang jatuh pada bulan Juni inflasinya di angka 0,55%.

Hal ini menunjukkan virus corona memberikan dampak terhadap daya beli masyarakat Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri. Akan tetapi rilis BPS ini tidak berbeda jauh dengan prediksi Bank Indonesia yaitu terjadinya inflasi sebesar 0.09% secara Month to Month pada bulan Mei.

Sementara itu IHS Markit melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Mei adalah 28,6. Naik dibandingkan April yang sebesar 27,5.PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Angka di bawah 50 berarti industri manufaktur masih terkontraksi, belum ada ekspansi.

Walau demikian, kontraksi industri manufaktur Tanah Air mulai menipis. Ini memberi harapan bahwa yang terburuk sepertinya sudah berlalu.

"Dengan pemerintah mempertimbangkan kembali membuka ekonomi secara bertahap mulai bulan Juni, PMI mungkin akan naik pada bulan-bulan mendatang. Meskipun membutuhkan upaya yang lebih besar untuk memulihkan kerugian parah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir," kata Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin sendiri ditutup di zona hijau.

Indeks Dow Jones menguat 0,4% ke 25.475,02, S&P 500 juga naik 0,4% ke 3.055,73 yang merupakan level tertinggi sejak awal Maret, sementara Nasdaq memimpin penguatan sebesar 0,7% ke 9.552,05, yang menjadi level tertinggi sejak akhir Februari.

Kerusuhan yang terjadi di berberapa negara bagian di AS sepertinya tidak memberikan dampak yang signifikan kepada Wall Street. Kerusuhan dan penjarahan ini terjadi setelah seorang warga kulit hitam bernama George Floyd meregang nyawa saat akan ditahan oleh seorang polisi berkulit putih di negara bagian Minnesota.

Aksi yang terekam kamera tersebut menunjukkan penggunaan kekerasan yang berlebihan saat penahanan yakni ketika sang polisi berlutut di leher pria malang tersebut selama lebih dari 8 menit.

Demonstrasi besar-besaran ini sendiri ditakutkan akan memicu munculnya gelombang kedua virus Covid-19 karena masyarakat berbondong-bondong keluar dan berdesak-desakan.

"Jika anda ikut protes kemarin malam, sebaiknya anda melakukan tes corona dalam minggu ini." Ujar Walikota Atlanta Keisha Lance Bottoms Sabtu lau (30/05/20).

Sedangkan kabar terbaru mengenai tensi Beijing-Washington Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hanya meminta 'cerai' dengan Hong Kong, dan perjanjian dagang AS-China fase 1 tetap berjalan seperti biasa.

Sebelumnya para pelaku pasar takut Trump akan ngamuk dan akan memutus total perdagangan AS-China. Kebijakan ini buntut dari Undang - Undang Keamanan baru yang akan diterapkan China di Hong Kong

Beijing sendiri membalas dengan memerintahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China untuk menunda pembelian kacang kedelai dan daging babi dari AS.

Indeks kontrak berjangka (futures) Dow Jones di AS, DowFutures terpantau mengalami apresiasi sebesar 0,20%.

Sedangkan bursa Asia mayoritas hijau, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong naik sebesar 1,11%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,19%, sedangkan STI Singapore terbang sebesar 2,26%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular