Garuda Rumahkan 800 Tenaga Kontrak, Berapa Pilot yang Kena?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 June 2020 12:47
Airbus A330-900 Garuda Indonesia (Airbus)
Foto: Airbus A330-900 Garuda Indonesia (Airbus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), merumahkan sementara waktu sekitar 800 karyawan dengan status tenaga kerja kontrak atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) selama 3 bulan terhitung sejak 14 Mei 2020.

Perusahaan bakal menyelesaikan lebih awal kontrak kerja dari masa kontrak yang berlaku dengan tetap membayarkan kewajiban sesuai dengan kontrak tersebut. Hanya saja perseroan tidak mengungkapkan berapa jumlah detail pilot tidak tetap dari total 800 karyawan kontrak ini. 

Sumber CNBC Indonesia dari internal perusahaan menyebutkan bahwa saat ini jumlah pilot dengan status hubungan kerja waktu tertentu di Garuda saat ini berjumlah 135 orang.

"Keputusan Direktur Utama untuk pemutusan hubungan kerja Pilot adalah yang berstatus pegawai kontrak bukan pegawai tetap. Total Pilot Pegawai kontrak yang ada di Garuda kalau saya tidak salah 135 orang," kata sumber tersebut kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/6/2020).

Namun demikian, belum jelas berapa jumlah pasti pilot yang diputus kontraknya ini oleh perusahaan. Dia menyebutkan, diperkirakan penghentian pilot ini dilakukan secara bertahap oleh perusahaan. "Gak sekaligus semua bersamaan," imbuh dia.


Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan kebijakan merumahkan karyawan dengan status PKWT tersebut merupakan upaya lanjutan yang perlu ditempuh perusahaan di samping upaya-upaya strategis lain yang telah dilakukan.

Hal ini dilakukan guna memastikan keberlangsungan perseroan tetap terjaga di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak pandemi Covid-19.

"Kebijakan tersebut dilakukan dengan pertimbangan yang matang dengan memperhatikan kepentingan karyawan maupun perusahaan dan dilakukan dalam rangka menghindari dilakukannya PHK. Di samping itu, implementasi kebijakan ini juga telah melalui kesepakatan dan diskusi dua arah antara karyawan dan perusahaan" papar Irfan, dalam keterbukaan informasi, dilansir CNBC Indonesia, Selasa (2/6/2020).

Adapun manajemen perusahaan menyebutkan keputusan ini diambil perusahaan lantaran mempertimbangkan kondisi industri penerbangan saat ini.

Dia mengatakan kebijakan tersebut dilakukan dengan pertimbangan yang matang dengan tetap memperhatikan hak-hak dari pegawai yang kontraknya diselesaikan lebih awal.

"Ini keputusan berat yang harus kami ambil. Namun demikian, kami yakin Garuda Indonesia akan dapat terus bertahan dan kondisi operasional Perusahaan akan terus membaik dan kembali kondusif sehingga mampu melewati masa yang sangat menantang bagi industri penerbangan saat ini," kata Irfan. Dia belum memberikan penjelasan berapa jumlah pilot yang terkena.

"Melalui penyelesaian kontrak tersebut, Garuda Indonesia tetap memenuhi kewajibannya atas hak-hak penerbang sesuai masa kontrak yang berlaku," katanya.

"Adapun kebijakan tersebut dilakukan sebagai langkah berkelanjutan yang perlu ditempuh dalam upaya menyelaraskan supply dan demand operasional penerbangan yang saat ini terdampak signifikan imbas pandemi Covid-19," tegas mantan Dirut PT Inti (Persero) ini.

Manajemen GIAA menegaskan, perseroan memang tengah berjibaku dengan sejumlah strategi demi mempertahankan kelangsungan usaha akibat dampak pandemi virus corona yang menghantam bisnis penerbangan dalam negeri dan global.


Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal menjelaskan perseroan telah menerapkan pemotongan gaji mulai dari 10% hingga 50% untuk seluruh karyawan maskapai penerbangan BUMN ini.

"Hingga saat ini, program pengurangan pengeluaran ini telah menghemat sekitar US$ 6 juta [setara Rp 89 miliar, kurs Rp 14.900/US$]," kata Fuad dalam surat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (26/5/2020).

Dia mengatakan program pengurangan itu juga memungkinkan perseroan untuk mengurangi biaya tunai mingguan yang diperlukan untuk menjalankan operasi menjadi sekitar US$ 46 juta atau Rp 685 miliar.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Singapore Airlines Masuk Garuda Indonesia, Bakal Bikin Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular