
Wall Street Hijau, IHSG Punya Tenaga Menguat Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama bulan Juni, Selasa (2/6/2020) berpotensi menguat mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup di zona hijau merespons data manufaktur yang lebih baik dari bulan sebelumnya.
Sebelumnya, pada perdagangan Jumat lalu (29/5/2020) IHSG terapresiasi sebesar 37,43 poin atau 0,79% ke level 4.753,61 terdorong oleh investor asing yang kembali masuk pasar saham di tengah berbagai kabar menggembirakan terkait vaksin virus corona, pelonggaran lockdown dan pembukaan kembali ekonomi (reopening) serta rencana pemberian stimulus lanjutan oleh pemerintah AS dan Uni Eropa.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Jumat lalu mencapai Rp 17,5 triliun, investor asing beli bersih (net buy) sebesar Rp 80,82 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 172 saham yang membukukan kenaikan, sementara sebanyak 232 saham turun dan 154 stagnan.
Sementara pada perdagangan sepekan kemarin (week-on-week/WoW) IHSG menguat 207,66 poin atau 4,57% dengan nilai transaksi pada perdagangan selama sepekan mencapai Rp 86,89 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 16,56 triliun di pasar reguler dan negosiasi.
Saham-saham unggulan yang mendorong penguatan sepekan kemarin di antaranya PT Bank rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (24,47%), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) (21,95%), PT Astra International Tbk (ASII) (20,76%), Sedangkan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) (19,5%) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) (18,7%).
Arus masuk dana asing (capital inflow) mulai mengalir ke pasar modal domestik. Investor asing tampaknya mulai optimistis ekonomi Indonesia akan kembali beraktivitas setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi MRT dan Mal Summarecon di Bekasi yang memberi sinyal new normal ekonomi nasional.
Penguatan IHSG juga terdorong oleh sektor finansial setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja mengeluarkan stimulus lanjutan dengan merelaksasi ketentuan di sektor perbankan guna lebih memberikan ruang likuiditas dan permodalan perbankan. Dengan relaksasi lanjutan ini OJK berharap stabilitas sektor keuangan tetap terjaga di tengah pelemahan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19.
Sementara sentimen positif lainnya juga datang dari perkembangan vaksin penangkal corona China. Negeri Tirai Bambu akhirnya mempublikasi penelitian soal vaksin corona yang dikembangkannya. Vaksin buatan Beijing Institute Biotechnologies dan CanSino Biological, berhasil memicu terbentuknya antibodi pada puluhan pasien dalam uji klinis tahap awal.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) ditutup di zona hijau.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 91,91 poin atau 0,4% menjadi 25.475,02, Nasdaq naik 62,18 poin atau 0,7% menjadi 9.552,05 dan S&P 500 naik 11,42 poin atau 0,4% menjadi 3.055,73.
Penguatan Wall Street datang setelah rilis laporan dari Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan aktivitas manufaktur AS berkontraksi pada tingkat yang lebih lambat di bulan Mei. ISM mengatakan manufaktur AS naik menjadi 43,1 pada bulan Mei dari 41,5 pada April, sementara ekonom memperkirakan untuk pembacaan 43,6.
Pada catatan pukul 07:25 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 turun 0,33% pada 25.379 dan 3.044, sedangkan Nasdaq Composite 100 ambles 0,18% pada 9.577.
Pada perdagangan pagi ini Selasa (2/6/2020) kenaikan bursa saham Wall Street kemungkinan menjadi daya dorong IHSG untuk berada di zona hijau.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini garis BB kembali menunjukkan pelebaran yang terus melewati area resistance artinya kecenderungan untuk naik lebih lanjut.
Level resistance berada di area 4.770 dan berlanjut hingga area 4.800. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati support yang berada di area 4.720 hingga area 4.685.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah positif, namun mencoba untuk saling berpotongan di atas area MACD, maka pergerakan berpotensi untuk menurun.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI berada di area overbought, artinya pergerakan selanjutnya cenderung untuk konsolidasi atau koreksi.
Secara keseluruhan, dari fundamental merespons penguatan Wall Street dikombinasikan teknikal dengan indikator garis BB yang masih melebar di area resistance, maka pergerakan IHSG cenderung menguat.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500