Gawat! Malaysia & Singapura Menuju Jurang Resesi

Redaksi, CNBC Indonesia
01 June 2020 09:22
Singapore (AP/Ee Ming Toh)
Foto: Singapore (AP/Ee Ming Toh)
Pekan lalu, sempat diberitakan ekonomi Singapura diramal akan mengalami kontraksi 4% hingga 7%. Penyebaran COVID-19 dan sejumlah upaya social distancing (jarak sosial) memukul ekonomi negara itu.

Sebagaimana ditulis The Business Times, pemerintah merevisi perkiraan proyeksi pertumbuhan sebelumnya, yakni kontraksi -1% sampai -4%. Memburuknya prospek permintaan eksternal membuat ini terjadi.

"Ada tingkat ketidakpastian yang terus menerus karena COVID-19, termasuk pemulihan ekonomi, baik Singapura maupun global," kata Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI).

Singapura adalah negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di ASEAN, dengan jumlah kasus mencapai 31.960 orang. Namun, angka kematian minim yakni hanya 23 orang.

Sebelumnya Singapura juga membuat aturan semi lockdown yang disebut 'circuit breaker'. Namun pelonggaran akan mulai dilakukan Juni nanti.

Sekretaris MTI, Gabriel Lim, mengatakan pembatasan yang dilakukan merusak aktivitas ekonomi. Kinerja paruh kedua Singapura di 2020 akan bergantung pada sejauh mana negeri itu bisa menahan COVID-19 dan memutus rantai penyakit.

Meski demikian, ini bukanlah ramalan tersuram yang diungkap MTI. Di 2009, Singapura pernah diramal resesi dengan ekonomi berkontraksi -9% karena krisis keuangan global.

Sementara itu, PDB kuartal pertama 2020 Singapura direvisi menjadi 0.7%, dari sebelumnya kontraksi -2,2%. Manufaktur menjadi penopang.
(hps/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular