Intip Rapor Ekonomi Negara-Negara ASEAN Melawan Corona

Tri Putra, CNBC Indonesia
15 August 2020 15:59
Infografis/Gawat! gelombang resesi makin dekat dengan Singapura & Malaysia/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/Gawat! gelombang resesi makin dekat dengan Singapura & Malaysia/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2020 memang bukanlah tahun yang baik bagi perekonomian global. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah virus Covid-19 yang mampu melumpuhkan ekonomi global.

Tingginya daya jangkit virus ini membuat berbagai negara terpaksa melakukan penguncian alias lockdown. Praktis roda ekonomi langsung terhambat terutama di kuartal kedua tahun 2020 ini ketika virus corona sedang viral-viralnya di seantro dunia.

Hal ini tentu saja menyebabkan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) yang biasanya digunakan untuk mengukur seberapa pesat pertumbuhan ekonomi di suatu negara menjadi terkontraksi lias tumbuh negatif.

Pada periode ini banyak negara yang terpaksa jatuh ke jurang resesi yang biasanya ditandakan oleh terkontraksinya GDP suatu negara selama dua periode berturut-turut.

Virus corona tentunya tidak pilih kasih, semua negara sedang berkutat bagaimana dalam menanggulangi virus yang suka terhadap kerumunan ini. Memang beberapa negara ada yang terdampak lebih parah dari negara lain.

Bagaimana kondisi perekonomian di Asia Tenggara, siapakah yang menjadi korban terparah virus nCov-19, adakah yang sudah pulih? Simak tabel berikut.

Korban kebiadaban virus corona terparah pada kuartal kedua tahun 2020 ini dirasakan oleh Malaysia. Perekonomian Malaysia tercatat terkontraksi sampai 17,1% secara tahunan (YoY).

Salah satu penyebab tingginya kontraksi di Negeri Jiran adalah karena pemerintahnya tegas dalam menetapkan penguncian wilayah alias lockdown untuk memperlambat penyebaran virus Covid-19.

Tercatat angka konsumsi rumah tangga merosot hingga 18,5% sementara investasi turun 28,9%.

Selain itu harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) yang menjadi salah satu unggulan ekspor tetangga Indonesia ini juga tertekan akibat turunnya permintaan pasca digerogoti virus corona. Tercatat selama tahun berjalan harga kontrak berjangka CPO masih terkontraksi 10,07% sebenarnya sudah jauh lebih baik sebab sebelumnya CPO sempat terkontraksi sampai 36,30% April silam.

Di posisi kedua dan ketiga terdapat negara Filipina yang terkontraksi 16,5% YoY dan Thailand yang menurut konsensus akan terkontraksi 13,3% YoY. Kedua negara ini mengandalkan pariwisata sebagai salah satu komponen utama GDP negara masing-masing.

Setelah diserang pandemi virus corona, praktis jumlah turis asing maupun lokal yang datang ke dua negara tersebut turun sangat drastis. Tercatat sektor pariwisata di Thailand memegang andil sebanyak 21,6% dari Produk Domestik Bruto Thailand. Pariwisata di Thailand sendiri mayoritas disuplai oleh turis dari China yang sekarang sudah turun mendekati nol karena pandemi virus nCov-19.

Selanjutnya perekonomian Singapura juga terkontraksi gede-gedean yakni 12,6% YoY. Seperti diketahui perekonomian Negara Singa disokong oleh global trade sehingga dalam kondisi seperti ini, praktis tetangga kita yang satu ini menjadi tidak berdaya.

Apabila melihat kengerian negara tetangga yang ekonomina terkontraksi sampai belasan persen, sebenarnya Indonesia cukup 'beruntung' karena ekonominya hanya terkontraksi 5,3% YoY akan tetapi ternyata ada negara lain yang berhasil lolos dari jurang resesi baik teknikal maupun resesi sesungguhnya, bahkan ekonominya berhasil tumbuh di tengah pandemi.

Adalah negara Vietnam yangberhasil mengalami bertahan dari pandemi pada tahun 2020 ini. PDB negara tersebut di kuartal II-2020 masih mampu tumbuh 0,36% YoY. Walaupun memang menurut Bank Dunia pertumbuhan tersebut yang terburuk sejak 35 tahun terakhir.

"Namun Vietnam memiliki 'badan' yang cukup sehat dalam menghadapi pandemi Covid-19," tulis Bank Dunia dalam Blognya.



Keberhasilan PDB Vietnam dalam bertumbuh di tengah serangan corona tentunya tidak bisa lepas dari peran pemerintah Vietnam yang 'berlebihan' dalam bersiap menghadapi virus ini.

Penaganan wabah corona di Vietnam memang patut diacungi jempol. Terlepas dari pro kontra yang ada, jumlah penderita Covid-19 di Vietnam berhasil ditekan di bawah angka 1000. Dan kabar terakhir, hanya ada 22 kasus kematian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kontraksi 2,2%, Ekonomi Jerman Ambles Terdalam Sejak 2009

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular