Sentimen bercampur, Bursa Asia Ditutup Bervariatif

Tri Putra, CNBC Indonesia
28 May 2020 17:03
A woman walks past an electronic board showing Hong Kong share index outside a local bank in Hong Kong, Monday, April 1, 2019. Shares have surged in Asia following a bullish Friday on Wall Street, where the benchmark S & P 500 logged its biggest quarterly gain in nearly a decade. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis ini (28/5/2020) ditutup bervariatif. Sentimen yang mepengaruhi bursa saham domestik pada perdagangan hari ini cenderung bercampur aduk. 

Sentimen positif muncul dari
apresiasi 2 hari beruntun pasar saham Negeri Paman Sam dan kemajuan pengembangan vaksin serta pembukaan kembali ekonomi. Sementara sentimen negatif muncul dari semakin tegangnya tensi antara Beijing dan Washington.

Data perdagangan mencatat, penurunan indeks saham terjadi Hang Seng, di Hong Kong yang turun sebesar 0,72% akibat respons demonstrasi di wilayah administratif China itu.

Dilansir dari The Guardian, buntut dari demonstrasi pada Rabu kemarin (27/05/20) Kepolisian Hong Kong menciduk paling tidak 360 orang.

Dilansir dari Reuters menurut Yukio Ishizuki, analis Daiwa Securities memang pelaku pasar masih memiliki ketakutan terhadap masalah di Hong Kong, akan tetapi sekarang pelaku pasar sudah mulai tenang dalam memantau situasi ini.


Sementara dari bursa Saham China Daratan, Shanghai Stock Exchange (SSE) mengalami apresiasi sebesar 0,
33%. Kenaikan ini terjadi di tengah semakin panasnya hubungan antara Beijing-Washington setelah DPR AS pada hari Rabu (27/05/20) meloloskan RUU yang menyerukan sanksi terhadap para pejabat Tiongkok atas tindakan penahanan dan penyiksaan komunitas Muslim Uighur di wilayah barat Xinjiang negara tersebut.

Saat ini RUU tersebut diberikan kepada Presiden Donald Trump. Belum jelas apakah Trump akan menandatangani dan mengesahkan RUU tersebut menjadi undang-undang.

Retaknya hubungan AS-China di tengah merebaknya pandemi corona membuat kesepakatan dagang interim keduanya yang diteken pertengahan Januari lalu jadi terancam. Bahkan konflik keduanya dinilai dapat berkembang menjadi perang permodalan, teknologi hingga konfrontasi militer.

Sementara itu dari Negara Ginseng, Indeks Kospi terkoreksi sebesar 0,13% setelah Bank of Korea memutuskan untuk memotong suku bunga acuan dari 0,75% ke 0,50%.



Kenaikan tertinggi di bursa Benua Kuning datang dari Jepang, Indeks Nikkei berhasil terbang 2,
32% setelah pemerintah Negeri Matahari Terbit dikabarkan akan kembali menggelontorkan paket stimulus baru senilai 117 triliun yen (Rp 16.055 triliun).

Di negara lain di Asia seperti tetangga Indonesia Singapura, indeks STI turun 0,17%. Sementara itu dari dalam negeri terpantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang ke level 4716,18 atau apresiasi sebesar 1,61%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp) Next Article Virus Corona Jilid-2 Bikin Mayoritas Bursa Asia Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular