
Jokowi Mau New Normal, Erick Thohir: Baru 86% BUMN Siap

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mempersiapkan perusahaan-perusahaan pelat merah untuk menghadapi kondisi normal baru (new normal).
Namun demikian, hingga saat ini hanya 86% BUMN yang siap untuk menghadapi kondisi tersebut, sementara sisanya masih perlu persiapan dan pembinaan dari kementerian.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan hingga Senin kemarin (25/5/2020) perusahaan BUMN telah diminta untuk mempersiapkan protokolnya masing-masing dalam menghadapi new normal. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan perusahaan agar bisa menyesuaikan diri jika pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilakukan.
"Itu kenapa kita mesti mapping dari awal. Dari hasil itu 86% BUMN siap, ini kan menarik ada yang tidak siap. Ini harus dipandu, kita guidance, kita coaching supaya ga bikin blunder di lapangan, itu yang kita lakukan," kata Erick dalam webinar, Selasa (26/5/2020).
Namun demikian, Erick menekankan bahwa penerapan protokol new normal tersebut harus tetap menyesuaikan dengan kebijakan PSBB masing-masing daerah, sehingga ketika PSBB telah dicabut, perusahaan BUMN dapat langsung menerapkannya.
Sementara itu, dia menyebutkan bahwa kebijakan new normal untuk masing-masing BUMN tak bisa disamakan satu dengan lainnya, terutama BUMN yang memiliki bisnis berbeda. Seperti halnya BUMN pelayanan publik layaknya perusahaan yang mengoperasikan bandara dan BUMN pertambangan.
Tiga poin yang paling penting untuk tetap diterapkan dalam new normal BUMN ini antara lain pola kerja yang fleksibel, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan akselerasi teknologi.
"Ini sistem dilakukan, ga ada yang sempurna. Protokol harus dicoba dulu liat mana yang sudah bagus dan mana yang harus dicoba lagi. Tidak mudah dijabarkan tapi harus dilakukan karena penerapan protokol harus liat di lapangan," tegasnya.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga siap mengimplementasikan new normal dengan menyambangi Kota Bekasi. Pada Selasa ini (26/5/2020), menyebut bahwa skala R0, atau indikator penularan sebuah virus - dalam hal ini Covid-19 - di Kota Bekasi sudah berada di bawah 1.
Artinya, penularan Covid-19 di Bekasi ini semakin bisa dicegah dan bisa memenuhi kriteria untuk menuju fase new normal atau tatanan baru. Sebelumnya pemerintah memproyeksikan DKI Jakarta sebagai percontohan dari penerapan new normal.
"Saya datang ke Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Untuk memastikan pelaksanaan kesiapan kita dalam menuju ke sebuah tatanan baru, sebuah normal yang baru," kata Jokowi, Selasa (26/5/2020).
(tas/tas) Next Article 24 Tahun Kementerian BUMN, Erick: BUMN Bukan Sapi Perah Lagi
