
Hong Kong Membara Lagi! Hang Seng Ambles 5%, Bursa Asia Jatuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Jumat ini (22/5/2020) ditutup hancur lebur. Semua bursa besar di kawasan Benua Kuning ini babak belur. Semakin tingginya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China ditakutkan tereskalasi menjadi perang terbuka oleh pelaku pasar.
Penurunan terbesar di bursa saham kawasan Asia terjadi di Hong Kong. Indeks Hang Seng ditutup ambruk sebesar 5,56%. Penurunan ini merespons kabar bahwa Beijing siap mencanangkan undang-undang baru terkait keamanan Hong Kong. Aturan ini dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang protes baru dari para demonstran di Hong Kong.
Aktivis di Hong Kong merencanakan protes untuk menanggapi hal ini pada hari ini, akan tetapi protes yang akan berlangsung di distrik keuangan Hong Kong ini dibatalkan.
Peraturan baru ini memudahkan Beijing untuk menindak para demonstran yang melakukan protes atas kekuasaan Partai Komunis China atau pemimimpinya yakni Presiden Xi Jinping. Peraturan ini dibuat setelah terjadinya demonstrasi yang berlarut-larut sejak Juni tahun lalu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS akan bereaksi sangat keras apabila China tetap ngotot dengan peraturan ini. Hal ini memicu konflik perang dagang ke tensi yang semakin parah.
Di bursa Saham China Daratan, Shanghai Stock Exchange (SSE) mengalami depresiasi sebesar 1,89%, penurunan ini juga dampak dari pernyataan Perdana Menteri China Li Keqiang yang mengumkan bahwa China tidak akan menentukan target Produk Domestik bruto (GDP) tahun ini dikarenakan berbagai ketidakpastian ekonomi yang dikarenakan pandemi Covid-19.
"Absennya target pertumbuhan GDP tahun ini mengkonfirmasi bahwa pemerintah sudah yakin setelah jatuh di Q1, pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 akan lebih parah, walaupun terjadi perbaikan pada Q2-Q4," menurut analisis seorang ekonom dari Oxford.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 mengalami penurunan sebesar 0,80%. Penurunan ini merespons rilis Japan Statistics Bureau di mana terjadi penurunan harga barang-barang konsumsi (deflasi) sebesar 0,2% dibandingkan dengan April 2019. Angka ini lebih tinggi dari konsensus yang dihimpun Reuters yaitu deflasi 0,1%.
Penurunan ini yang pertama kali terjadi dalam 3 tahun terakhir. Penurunan ini menunjukkan daya beli masyarakat yang turun setelah dihajar pandemi Corona.
Di negara lain di Asia seperti di Korea Selatan indeks Kospi mengalami depresiasi 1,41% dan indeks STI Singapura turun 2,17%. Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) libur menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!