Permata Resmi Dikuasai Bangkok Bank, Begini Cerita Panjangnya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 May 2020 12:07
Standard Chartered & Astra Teken Perjanjian Jual Beli Saham PermataBank Dengan Bangkok Bank (Dok. Astra International )
Foto: Standard Chartered & Astra Teken Perjanjian Jual Beli Saham PermataBank Dengan Bangkok Bank (Dok. Astra International )
Jakarta, CNBC Indonesia - Bangkok akhirnya menuntaskan akusisi atas 89,12% saham PT Bank Permata yang digenggam oleh Standard Chartered dan PT Astra International Tbk (ASII). Transaksi akuisisi ini terjadi pada Rabu (20/5/2020) senilai Rp 33,28 triliun dengan dua kali transaksi pukul 09.32 WIB di harga Rp 1.347 per saham.

Broker-broker yang tercatat melakukan transaksi pertama antara lain Mandiri Sekuritas dengan CLSA Sekuritas Indonesia. Transaksi berikutnya difasilitasi oleh Mandiri Sekuritas dan UBS Sekuritas.

Sebelumnya, kabar mengenai rencana akuisisi ini berhembus kencang di kalangan pelaku pasar sejak akhir pekan kemarin. Pelaku pasar memperkirakan, harga pembelian BNLI akan terjadi di harga Rp 1.396 per saham, mengacu pada perubahan nilai buku menjadi 1,63 kali PBV berdasarkan Amendement Letter yang diteken Standchart dan Astra pada 20 April dari perjanjian awal pada 12 Desember 2019 sebesar 1,77 kali PBV.

Menurut Corporate Secretary Astra International, Gita Tiffani Boer, dalam pengumuman di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa (21/4/2020), harga pembelian diubah menjadi 1,63 kali book value Bank Permata berdasarkan nilai buku yang berakhir 31 Maret 2020.

Seperti diketahui, pada akhir Desember 2019, Bangkok Bank mengumumkan rencana mencaplok Bank Permata dengan nilai transaksi akuisisi tersebut mencapai Rp 37,43 triliun untuk 89,12% atas saham yang dimiliki oleh Standchart dan Astra itu.

Pada awal Maret 2019, Bangkok Bank telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengambilalih 89,12% saham Bank Permata yang digenggam keduanya.

"Agenda RUPSLB tersebut untuk menyetujui akuisisi seluruh saham PT Bank Permata Tbk," tulis Apichart, pada surat kepada pemegang saham pada 7 Februari 2020.

Bank Permata juga telah menerbitkan prospektus pada Selasa (2/2/2020) mengenai ringkasan pengambilalihan saham perseroan.

"Pengambilalihan yang diusulkan akan dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan-kepentingan para pemangku kepentingan, kreditor, pemegang saham minoritas dan karyawan Bank Permata, kepentingan umum serta persaingan usaha yang sehat dalam melakukan usaha perbankan," tulis manajemen Bank Permata.


[Gambas:Video CNBC]



Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, desas-desus penjualan saham Bank Permata mengemuka sejak tahun 2019 lalu. Ada beberapa nama yang sempat tertarik meminang BNLI.

Mulai dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), satu-satunya bank pelat merah yang berpeluang mengakuisisi Bank Pertama, namun tak berujung kesepakatan karena masalah harga. Nama selanjutnya yang juga tertarik membeli adalah private equity yang dikendalikan Patrick Walujo, Northstar Equity Partners. Namun, lagi-lagi kandas.

Pertengahan Agustus 2019, Bank Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC) Singapura sempat dikabarkan akan meminang Bank Permata, nilainya kala itu ditaksir mencapai US$ 1,9 miliar, namun juga tak ada kepastian.

Tak berhenti di sana, dua nama bank besar asal Singapura dan Jepang, DBS Group dan Sumitomo juga sempat masuk dalam bursa pembelian saham BNLI. Meski pada akhirnya, akuisisi tetap tidak jua terjadi.

Hingga pada akhirnya, titik terang itu berlabuh di Bangkok Bank mengumumkan rencana akuisisi 89,12% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI), tepatnya pada 12 Desember 2019.

Presiden Direktur Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich, dalam konferensi pers di Jakarta menyampaikan, dibidiknya Bank Permata sejalan dengan rencana ekspansi internasional Bangkok Bank.

Menurut Chartsiri, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia dengan fundamental ekonomi yang terjaga, demografi yang baik serta peningkatan integrasi regional ASEAN.

Transaksi akuisisi ini ditargetkan akan rampung pada kuartal III-2020. Adapun fokus bisnis setelah akuisisi, diutarakan Chartsiri, Permata Bank ke depan masih akan fokus pada penyaluran kredit di segmen korporasi, usaha mikro kecil dan menengah serta nasabah ritel.

"Komposisi PermataBank di korporasi, UKM dan ritel cukup baik, kami akan lanjutkan. Pada saat bersamaan, digitalisasi Permata, mobile banking akan mendukung ke depan," kata Chartsiri, di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (12/12/2019). 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular