
Permata Resmi Dikuasai Bangkok Bank, Begini Cerita Panjangnya
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 May 2020 12:07

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, desas-desus penjualan saham Bank Permata mengemuka sejak tahun 2019 lalu. Ada beberapa nama yang sempat tertarik meminang BNLI.
Mulai dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), satu-satunya bank pelat merah yang berpeluang mengakuisisi Bank Pertama, namun tak berujung kesepakatan karena masalah harga. Nama selanjutnya yang juga tertarik membeli adalah private equity yang dikendalikan Patrick Walujo, Northstar Equity Partners. Namun, lagi-lagi kandas.
Pertengahan Agustus 2019, Bank Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC) Singapura sempat dikabarkan akan meminang Bank Permata, nilainya kala itu ditaksir mencapai US$ 1,9 miliar, namun juga tak ada kepastian.
Tak berhenti di sana, dua nama bank besar asal Singapura dan Jepang, DBS Group dan Sumitomo juga sempat masuk dalam bursa pembelian saham BNLI. Meski pada akhirnya, akuisisi tetap tidak jua terjadi.
Hingga pada akhirnya, titik terang itu berlabuh di Bangkok Bank mengumumkan rencana akuisisi 89,12% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI), tepatnya pada 12 Desember 2019.
Presiden Direktur Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich, dalam konferensi pers di Jakarta menyampaikan, dibidiknya Bank Permata sejalan dengan rencana ekspansi internasional Bangkok Bank.
Menurut Chartsiri, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia dengan fundamental ekonomi yang terjaga, demografi yang baik serta peningkatan integrasi regional ASEAN.
Transaksi akuisisi ini ditargetkan akan rampung pada kuartal III-2020. Adapun fokus bisnis setelah akuisisi, diutarakan Chartsiri, Permata Bank ke depan masih akan fokus pada penyaluran kredit di segmen korporasi, usaha mikro kecil dan menengah serta nasabah ritel.
"Komposisi PermataBank di korporasi, UKM dan ritel cukup baik, kami akan lanjutkan. Pada saat bersamaan, digitalisasi Permata, mobile banking akan mendukung ke depan," kata Chartsiri, di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (12/12/2019). (hps/hps)
Mulai dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), satu-satunya bank pelat merah yang berpeluang mengakuisisi Bank Pertama, namun tak berujung kesepakatan karena masalah harga. Nama selanjutnya yang juga tertarik membeli adalah private equity yang dikendalikan Patrick Walujo, Northstar Equity Partners. Namun, lagi-lagi kandas.
Pertengahan Agustus 2019, Bank Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC) Singapura sempat dikabarkan akan meminang Bank Permata, nilainya kala itu ditaksir mencapai US$ 1,9 miliar, namun juga tak ada kepastian.
Hingga pada akhirnya, titik terang itu berlabuh di Bangkok Bank mengumumkan rencana akuisisi 89,12% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI), tepatnya pada 12 Desember 2019.
Presiden Direktur Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich, dalam konferensi pers di Jakarta menyampaikan, dibidiknya Bank Permata sejalan dengan rencana ekspansi internasional Bangkok Bank.
Menurut Chartsiri, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia dengan fundamental ekonomi yang terjaga, demografi yang baik serta peningkatan integrasi regional ASEAN.
Transaksi akuisisi ini ditargetkan akan rampung pada kuartal III-2020. Adapun fokus bisnis setelah akuisisi, diutarakan Chartsiri, Permata Bank ke depan masih akan fokus pada penyaluran kredit di segmen korporasi, usaha mikro kecil dan menengah serta nasabah ritel.
"Komposisi PermataBank di korporasi, UKM dan ritel cukup baik, kami akan lanjutkan. Pada saat bersamaan, digitalisasi Permata, mobile banking akan mendukung ke depan," kata Chartsiri, di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (12/12/2019). (hps/hps)
Pages
Most Popular