
Kabar Soal Vaksin Covid-19 Bikin IHSG Rawan Koreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (20/5/2020) berpotensi melemah yang didorong oleh sentimen koreksi bursa saham Wall Street karena aksi ambil untung (taking profit), setelah reli dalam beberapa hari perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa kemarin (19/5/2020) bursa saham domestik menguat signifikan sebesar 37,6 poin atau 0,83% ke level 4.548,66 di tengah kabar baik bagi umat manusia setelah perusahaan farmasi asal AS Moderna Inc mengatakan vaksin eksperimental Covid-19 mereka memberikan hasil yang menjanjikan di tahap awal.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin sebesar Rp 8,63 triliun, investor asing tak lepas dari jual bersih (net sell) hingga Rp 2,08 triliun di pasar reguler dan negosiasi. Ada 237 saham yang membukukan kenaikan, sementara sebanyak 162 saham turun dan 157 stagnan.
Saham-saham yang mengalami penguatan di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (9,22%), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) (8,07%), PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) (7,84%), Sedangkan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) (6,92%) dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (6,33%).
Penguatan IHSG kemarin terdorong oleh kabar vaksin antibodi COVID-19 dari perusahaan farmasi AS, Moderna. Perusahaan mengatakan bahwa setelah penggunaan dua dosis semua 45 peserta uji coba telah berhasil mengembangkan antibodi Covid-19.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pada bulan Maret lalu dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, sehingga roda perekonomian bisa kembali berputar.
Namun penemuan vaksin ini langsung menuai kontroversi. Para ahli menyebut data hasil uji coba keamanan tahap awal vaksin pada segelintir orang itu tidak bisa dipercayai untuk menilai efektivitasnya.
Apalagi saat ini vaksin baru memasuki uji coba tahap awal dan informasi penting lainnya mengenai vaksin belum diungkapkan perusahaan sepenuhnya, sebagaimana dilaporkan CNBC International, Selasa (19/5/2020).
"Berdasarkan informasi yang disediakan oleh perusahaan yang berbasis di Cambridge, Mass, tidak ada cara untuk mengetahui seberapa mengesankan - atau tidak - vaksin tersebut," kata para ahli vaksin saat diminta pandangannya tentang vaksin Moderna oleh STAT.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia) terkoreksi di tengah aksi ambil untung (taking profit) setelah reli di perdagangan hari sebelumnya.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 390,51 poin, atau 1,6% menjadi 24.206,86, S&P 500 anjlok 1,1% pada 2.922,91 sementara Nasdaq Composite ambles 0,5% ke level 9.185,10.
Saham-saham sektor perbankan mengalami penurunan, Wells Fargo turun 5,8% sementara Bank of America dan Citigroup masing-masing turun lebih dari 2,7%, sedangkan JPMorgan turun hampir 2%.
Pada catatan pukul 07:30 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) naik 0,34% pada 24.240, S&P 50 naik 0,24% menjadi 2.925, sedangkan Nasdaq Composite 100 menguat 0,22% pada 9.321.
Pada perdagangan pagi ini Rabu (20/5/2020) penurunan bursa saham Wall Street kemungkinan menjadi sentimen negatif IHSG untuk masuk zona merah.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), mencoba menyentuh level pivot hingga menuju support yang artinya terjadi konsolidasi atau koreksi setelah mengalami uptren.
Level support berada di area 4.510 dan berlanjut hingga area 4.470. Sementara untuk melnajutkan tren penguatan atau bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.595 hingga area 4.650.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum dengan garis MA yang mencoba berpotongan di atas wilayah postif, cenderung untuk menurun.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI menunjukkan overbought, artinya pergerakan cenderung untuk turun.
Candlestick atau batang lilin juga menunjukkan pola Bearish Harami yang mengindikasikan tren menurun.
Secara keseluruhan, dari fundamental dengan turunnya bursa saham Wall Street dikombinasikan teknikal dengan indikator RSI yang overbought dan terkonfirmasi dengan candlestick dalam pola Bearish Harami, maka pergerakan IHSG cenderung turun atau koreksi.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500