
Dahlan Buka-bukaan: Direksi BUMN Sering Ribut, Berebut Kuasa
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
18 May 2020 14:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan buka-bukaan mengenai kondisi di internal perusahaan pelat merah ketika dirinya masih menjabat periode 19 Oktober 2011-20 Oktober 2014.
Mantan bos PT PLN (Persero) ini juga mengungkapkan iklim manajemen perusahaan pelat merah saat itu tidak begitu sehat.
"Yang sulit di BUMN itu direksinya sering berebut pengaruh. Direksinya sering bertengkar dengan direktur utamanya atau sesama direksi," kata Dahlan Iskan dalam sebuah diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/20).
Mantan bos PT PLN (Persero) ini juga mengungkapkan iklim manajemen perusahaan pelat merah saat itu tidak begitu sehat.
"Yang sulit di BUMN itu direksinya sering berebut pengaruh. Direksinya sering bertengkar dengan direktur utamanya atau sesama direksi," kata Dahlan Iskan dalam sebuah diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/20).
Dia menilai memang ada nuansa kurang harmonis di jajaran direksi BUMN dan itu berdampak buruk pada kinerja perusahaan. Menurutnya, konflik yang terjadi di antara direksi pada akhirnya menimbulkan sekat-sekat di antara para pegawai.
"Perbedaan itu dibaca oleh staf ke bawah dan masing-masing kemudian seperti punya pengikut internal di perusahaan itu," tutur Dahlan.
Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, ini lantas membandingkan iklim tersebut dengan yang terjadi di perusahaan swasta. Sebagai pebisnis yang lahir dan besar di swasta, Dahlan menegaskan nuansanya sungguh bertolak belakang.
"Di swasta itu tidak ada direksi yang tidak cocok dengan dirutnya, itu tidak ada. Semua direksi harus cocok sama dirutnya karena kalau tidak, diganti. Tapi di BUMN itu sangat biasa ada direksi tidak cocok dengan dirutnya," bebernya.
Dari pengalaman itu, Dahlan mulai melakukan reformasi di internal BUMN. Ia menegaskan, tidak boleh lagi ada direksi yang berkonflik dengan direktur utama atau direksi lainnya.
"Direksinya kadang-kadang mencari backing di luar, apakah dia politisi, apakah dia pejabat yang lebih tinggi, sehingga katakanlah ada 5 direktur di 1 BUMN, bisa saja 5 direktur itu punya bos sendiri-sendiri. Nah ketika saya jadi Menteri BUMN saya tidak mau hal itu terjadi. Itu yang saya sebut harus ada loyalitas di dalam perusahaan itu kepada manajemennya," tegasnya.
(tas/tas) Next Article Erick Thohir Mau Bawa 12 BUMN IPO, Apa Kata Dahlan Iskan?
Most Popular