Kurs Dolar Singapura Rp 10.421, Dekati Level Terendah 2 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 May 2020 13:14
Singapore currency notes are seen through a magnifying glass among other currencies in this photo illustration taken in Singapore April 12, 2013. REUTERS/Edgar Su
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (18/5/2020), meski masih dekat dengan level terendah 2 bulan.

Pada pukul 12:10 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.421,49, dolar Singapura menguat 0,35% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Posisi tersebutv masih belum jauh dari level terendah 2 bulan Rp 10.382,25/SG$ yang disentuh pada Jumat (15/5/2020) pekan lalu.

Selain menyentuh level terendah 2 bulan, dolar Singapura sepanjang pekan lau juga melemah 2,37%, sehingga hari ini mampu menguat akibat koreksi teknikal.

Rupiah sebenarnya dalam kondisi yang cukup bagus, mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah memutar kembali roda perekonomian.

Pemerintah saat ini tengah mengkampanyekan untuk hidup berdampingan dengan penyakit virus corona (Covid-19) selama vaksin belum ditemukan. Hidup berdampingan dengan virus corona dinyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan.

Tetapi menurut Jokowi, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan pesimistis, justru itu menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat atau yang disebut new normal.



Presiden Jokowi ingin agar masyarakat kembali produktif, artinya bisa bisa kembali beraktivitas tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Pemerintah saat ini sudah mengizinkan karyawan berusia di bawah 45 tahun di 11 sektor yang saat ini dikecualikan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk kembali bekerja.

Terbaru, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahkan sudah menghimbau BUMN untuk mulai bekerja pada 25 Mei 2020 mendatang, bagi karyawan yang berusia di bawah 45 tahun. Sedangkan usia di atas 45 tahun diperkenankan untuk tetap bekerja di rumah.

Berdasarkan Surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tertanggal 15 Mei 2020, kebijakan ini dijalankan dengan tetap menerapkan protokol perlindungan karyawan dan pelanggan serta rantai lainnya.

Bersama dengan surat tersebut disampaikan simulasi tahapan pemulihan kegiatan #CovidSafe BUMN yang dilakukan dalam beberapa fase yang akan dimulai pekan depan.

Kembali diputarnya roda perekonomian tentunya memberikan sentimen positif ke pasar, meski harus berhati-hati agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.



Singapura sudah lebih dahulu memutar roda perekonomian dengan melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) atau yang disebut dengan "circuit breaker" mulai Selasa (12/5/2020) pekan lalu. Sebagian aktivitas di sektor industri manufaktur seperti biofarmasi dan petrokimia akan mulai dibuka.

Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong, mengatakan, pelonggaran selanjutnya akan dilakukan pada 1 Juni mendatang, tetapi tetap harus berhati-hati.

"Kami tidak memperkirakan 1 Juni ekonomi akan dibuka semua, semua akan akan kembali normal, kita mulai merayakan dan berpesta. Kita harus melakukan ini dengan hati-hati" kata Gan sebagaimana dilansir The Straits Times.

"Jika terjadi penambahan kasus yang besar setelah pelonggaran pertama, maka pelonggaran selanjutnya harus dimundurkan, dan kemungkinan akan kembali menerapkan circuit breaker untuk mengendalikan penyebaran Covid-19," ujarnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]





(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular