
Siap-siap Cuan, IHSG akan Bangkit Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Senin (18/5/2020) berpotensi menguat di tengah rebound bursa saham Wall Street setelah rilis data indeks sentimen konsumen AS bulan Mei membaik lebih dari yang diperkirakan.
Sebelumnya, pada perdagangan Jumat kemarin (15/5/2020) bursa saham Tanah Air membukukan koreksi tipis 6,23 poin atau sebesar 0,14% menjadi 4.507,61 akibat meningkatnya kekhawatiran ketegangan geopolitik antara AS-China serta data neraca dagang domestik yang buruk.
Namun, IHSG mampu menipiskan koreksi yang terjadi setelah pada perdagangan sesi I juga mencatatkan penurunan yang sebesar 19,6 poin atau 0,43% pada 4.494,24 di tengah teknikal yang sudah mengalami jenuh jual (oversold).
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Jumat kemarin sebesar Rp 7,20 triliun, dengan investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) hampir mencapai Rp 1,09 triliun di pasar reguler dan negosiasi.
Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) (-6,90%), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (-5,65%), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (-5,64%), Sedangkan PT United Tractors Tbk (UNTR) (-5,00%) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (-4,81%).
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (Sabtu pagi waktu Indonesia) berbalik menguat setelah laporan survei dari Universitas Michigan menunjukkan bahwa indeks sentimen konsumen AS bulan Mei membaik lebih dari yang diperkirakan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 60,08 poin atau 0,3% menjadi 23.685,42. Nasdaq naik 70,84 poin atau 0,8% menjadi 9.014,56 dan S&P 500 naik 11,20 poin atau 0,4% menjadi 2.863,70.
Indeks survei sentimen konsumen naik menjadi 73,7 dalam tiga minggu yang berakhir 13 Mei, dari 71,8 untuk empat minggu sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan untuk pembacaan 65,0.
Optimisme indeks mencerminkan pandangan beragam di antara konsumen AS, kata Richard Curtin, Kepala Ekonom Surveys of Consumers, melansir dari Dow Jones Newswires.
"Peningkatan pandangan tentang kondisi pembelian adalah karena potongan harga dan suku bunga rendah, meskipun dampaknya sebagian diimbangi oleh ketidakpastian tentang prospek pekerjaan dan pendapatan," katanya. Namun, Curtin mengatakan indeks ekspektasi "masih menunjukkan bahwa tidak ada pemulihan ekonomi yang belum diantisipasi oleh konsumen."
Kendati menguat pada perdagangan akhir pekan, namun untuk sepekan kemarin, indeks DJIA jatuh 2,7, sedangkan Nasdaq Composite dan S&P 500 masing-masing turun 1,1% dan 2,2%.
"Mengingat banyaknya ketidakpastian tentang krisis yang masih membayangi ini, kita seharusnya tidak terkejut dengan penurunan yang kita lihat di pasar minggu ini," kata Scott Knapp, kepala strategi pasar di CUNA Mutual Group, melansir dari CNBC Internasinal.
Pada catatan pukul 07:20 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) naik 0,72% pada 23.687, S&P 50 naik 0,73% menjadi 2.867, sedangkan Nasdaq Composite 100 menguat 0,68% pada 9.158.
Pada perdagangan pagi ini Senin (18/5/2020) rebound di bursa saham Wall Street kemungkinan memberikan angin segar bagi IHSG untuk bisa masuk teritori positif.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), terus menembus (break) level support yang artinya penurunan jangka menengah. Namun ada penyempitan garis BB, yang mengindikasikan pergerakan untuk bergerak stabil (sideway) bahkan cenderung rebound untuk jangka pendek.
Penurunan lebih lanjut perlu melewati level support yang berada di 4.465 dan berlanjut ke area 4.420. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.545 hingga area 4.585.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang masih berada di wilayah negatif, probablitias turun lebih lanjut lebih tinggi dibanding untuk rebound.
Indikator Stochastic yang memberikan sinyal pergerakan arah tren dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, masih menunjukkan oversold, artinya ada kecenderungan untuk rebound dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan, dari fundamental dengan kenaikan bursa saham Wall Street dikombinasikan teknikal dengan indikator Stochastic yang oversold, maka pergerakan IHSG mencoba untuk rebound.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500