Luhut: Proyek Konsorsium Bakrie Bakal Naik Jadi Rp 104 T

Muhammad Choirul Anwar & Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
18 May 2020 07:23
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Konsorsium Grup Bakrie yakni PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Ithaca Resources, dan Air Products menjalin aliansi strategis membangun industri metanol senilai US$ 2 miliar lebih atau setara Rp 30 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) di Batuta Industrial Chemical Park, Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Berdasarkan kontrak jangka panjang, batu bara yang dipasok dari tambang milik PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan Ithaca Resources kemudian diolah oleh fasilitas produksi milik Air Products untuk diproduksikan menjadi metanol dan dipasarkan di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia Indonesia tetap menjadi destinasi yang menarik untuk investasi di tengah pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan proyek investasi senilai US$ 2,5 miliar metanol antara Grup Bakrie dengan Air Products dari Amerika Serikat (AS).

Bahkan mantan Dubes RI untuk Singapura ini menegaskan nilai proyek dengan Air Products itu berpotensi meningkat menjadi US$ 7 miliar atau setara 104 triliun dalam 2 tahun ke depan.


"Kan tadi malam [Kamis malam, 14/5] juga baru kita tanda tangani US$ 2,5 miliar metanol antara Bakrie dengan Air Products dari Amerika. Itu nilai proyeknya kira-kira akan meningkat sampai US$ 7 miliar dalam 2 tahun ke depan," kata Luhut dalam perbincangan yang disiarkan oleh RRI, Sabtu (16/5/2020).

Air Products and Chemicals, Inc. adalah salah satu perusahaan tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) alias bursa Wall Street. Fokusnya menjual gas dan bahan kimia untuk keperluan industri. Perusahaan dengan kode saham APD ini berbasis di Allentown, Pennsylvania, di wilayah Lehigh Valley, Pennsylvania, AS.

Sahamnya juga melesat pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (15/5), ditutup naik 1,07% di level US$ 228,04/saham atau Rp 3,4 juta/saham. Sementara, Ithaca Resources adalah perusahaan pertambangan batu bara di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.


Luhut mengatakan upaya menarik investasi terus dilakukan termasuk komunikasi dengan Presiden AS Donald Trump yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tak hanya AS, RI juga membidik investasi dari Abu Dhabi.

"Jadi bahwa Amerika itu juga sekarang itu ke kita seperti bangun kerja sama antara Abu Dhabi, Amerika, Indonesia dalam bidang investasi. Jadi sekarang kita akan melakukan, tanggal 17 ini video call antara Abu Dhabi dengan Washington dan Jakarta," ujarnya.

"Jadi walau sedang Covid-19 begini, tetap Indonesia itu seksi buat orang lain. Tinggal bagaimana kita buat anunya saja. Tadi pagi [Jumat pagi] saya sudah bicara juga dengan Washington, sepakat, tinggal cocokkan waktu saja," kata Luhut.

"Prinsipnya dari beberapa kali pembicaraan, bukan pembicaraan pertama ini. Sudah lima barangkali, nah sudah mengerucut, saya lapor presiden, setuju. Jokowi dengan Trump janjian. Kalau bisa tiap bulan Trump menawarkan, kalau perlu tiap Minggu malah kita bicara telepon," lanjutnya.

Pekan lalu, produsen batu bara terbesar di Indonesia, Bumi Resources mengumumkan akan menjadi pemasok untuk proyek gasifikasi batu bara senilai US$ 2 miliar di Bengalon.

Gasifikasi batu bara ini akan memproduksi metanol yang nantinya Bakrie Capital Indonesia dan Ithaca Resources akan menjadi off taker (penjamin pembeli).

"Bumi Resources dengan bangga dikaitkan sebagai pemasok untuk proyek gasifikasi ini untuk memulai dan memenuhi bagian dari persyaratan 6 juta ton per tahun (MTPA) batu bara yang diproyeksikan. Ini adalah proyek dengan prioritas nasional tertinggi untuk menggantikan bahan bakar impor yang mahal sebagai bahan baku metanol," kata Sekretaris dan Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava, Jumat (15/05/2020).

Dileep mengatakan peran BUMI membuat perusahaan lebih atraktif, meski hanya menjadi pemasok batu bara diproyek ini. Apalagi gasifikasi masih dalam proyek prioritas nasional dan artinya batu bara bisa menggantikan impor bahan bakar.

"Memang belum bisa diketahui seberapa besar keuntungannya ke depan, tetapi menarik bagi kami meski hanya menjadi pemasok batu bara untuk proyek ini. Ini bagus untuk jangka panjang karena batu bara bisa menggantikan bahan bakar impor," kata Dileep.

Dalam kontrak jangka panjang, Bakrie Capital Indonesia dan Ithaca Resources, bagian dari PT AP Resources ini, akan memasok batu bara dan berkomitmen sebagai off taker produksi metanol tersebut untuk dipasarkan di Indonesia.

Menko Maritim Luhut Pandjaitan (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)Foto: Menko Maritim Luhut Pandjaitan (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Menko Maritim Luhut Pandjaitan (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)

Sementara itu, Air Products akan berinvestasi US$ 2 miliar untuk membangun proyek gasifikasi yang akan mengubah batu bara menjadi metanol. Proyek tersebut diperkirakan bisa memproduksi 2 juta ton metanol per tahun, dan bisa onstream pada 2024.

Dilansir dari PR Newswire, Exekutif Vice President Air Products Samir Serhan mengatakan kompetensi inti perusahaan adalah mengembangkan dan mengoperasikan fasilitas proses yang kompleks sehingga bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi.

"Kami berharap dapat mendukung Bakrie dan Ithaca dalam megaproyek yang mengubah permainan ini yang akan menyediakan metanol untuk konsumsi domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan Indonesia," kata Serhan.

"Ada momentum kuat untuk proyek ini, yang akan menghasilkan metanol bernilai tinggi dari cadangan batu bara yang berlimpah dan bernilai rendah. Selanjutnya, kami sangat didorong oleh dukungan Pemerintah untuk mengembangkan teknologi dan produk-produk canggih di Wilayah Timur," tambah CEO Bakrie capital Indoensia Adika Nuraga Bakrie dan Presiden Direktur Itcha Agoes Projosasmito.

Pada 31 Januari 2020, Luhut sebetulnya sudah menerima kunjungan CEO Air Products Seifi Ghasem di kantor Luhut. Saat itu pihak Air Products memang menjajaki proyek investasi di Indonesia, China, dan Arab Saudi.

Saat itu Luhut menjelaskan Air Products mau melakukan investasi sebesar US$ 6,5 miliar atau sekitar Rp 91 triliun. Investasi proyek gasifikasi batu bara ini dilakukan dengan PT Bukit Asam (PTBA).

"Mereka mau investasi gasifikasi dengan PTBA. Dia laporan aja mau investasi, dia mau kasih US$ 6,5 miliar," kata Luhut dilansir Detikcom.

Sebelumnya, usai pertemuan dengan Luhut, Seifi Ghasemi mengatakan pihaknya tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia. Pengusaha asal AS ini mengatakan banyak berdiskusi mengenai potensi investasi di Indonesia.

"Kita bicara investasi di Indonesia, kita perusahaan Amerika dan tertarik untuk berinvestasi di negara Anda. Jadi tadi kami mendiskusikan hal tersebut," kata Ghasemi.


[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Konsorsium Bakrie Raih Proyek Rp 30 T, Luhut: RI Tetap Seksi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular